8. Perkara Mabuk

24.5K 1.4K 60
                                    

21 detik, katanya?

Arrion bohong.

Lihat, sudah beberapa menit berlalu Arrion belum juga bergerak menjauh. Masih memeluk dan memasrahkan beban tubuhnya pada Bellissa. Cowok itu tidak banyak bergerak selain hembusan napasnya yang teratur.

Arrion ... terlelap tidur?

Jemari Bellissa berpindah dari kepala ke punggung Arrion. Menepuk-nepuk nya lembut saat cowok itu bergerak pelan sampai kembali tenang.

Bellissa tersenyum, sebelum menelan saliva. Dia masih berdebar tidak menyangka akan berdua seperti ini dengan Arrion. Cowok dingin dengan reputasi buruk yang ada dalam urutan pertama, yang seharusnya dihindarinya.

"Arrion, pegel."

Keluh Bellissa. Sejujurnya dia merasa ... senang? Tapi juga pegal.

"Ar ..."

"Mmmh..." Arrion bergumam dengan ringisan, sebelum bergerak menjauh.

"Lo ..." cowok itu menatap Bellissa dengan wajah mengantuk nya. "Pergi!" sambungnya mengusir sembari menghempaskan kepala beratnya pada sandaran sofa.

"H-hah?"

"Gue mau tidur lagi. Pergi!"

"A-ah, iya."

Arrion langsung menjatuhkan tubuhnya begitu Bellissa beranjak dari sofa. Cowok itu menaikkan kaki dan meringkuk bak bayi.

Bellissa tersenyum, berjongkok tepat di depan wajah Arrion yang kembali terpejam. Curang, dilihat dari sudut dan keadaan apapun, Arrion selalu terlihat tampan.

Jemari Bellissa terulur, untuk menyentuh rambut Arrion yang menjuntai di dahinya. Namun, terhenti di udara, sebelum kedua tangannya terlipat di atas lutut dan hanya berakhir menatap Arrion lekat. Arrion ada di daftar hitam dengan image buruk yang harus Bellissa hindari. Tapi ternyata Bellissa sendiri yang menyerahkan diri. Jatuh pada pesonanya.

Arrion mungkin tidak begitu baik. Tapi sekarang Bellissa yakin, cowok itu tidak juga seburuk yang dirumorkan. Dan apapun tentang Arrion, rasanya Bellissa ... Kecanduan.

★★

Dengan kaki kanan kiri terus bergantian bergerak ke depan, Bellissa menghirup napas dalam-dalam untuk menetralkan debaran jantungnya yang masih berantakan. Masih jelas terasa bagaimana Arrion ... tiba-tiba memeluknya.

"Mel,"

Senyum yang Bellissa tahan akhirnya mengembang. Meski karena hal lain.

Bellissa menyapa ramah mantan teman sekelasnya saat tidak sengaja berpapasan dengan Melissa.

"E-eh, Sa?" balas Melissa.

"Dari ... " Bellissa melirik ruangan yang baru di tinggalkan Melissa. "Ruang kepsek? Ngapain?"

"Oh, i-itu ... kebetulan ada perlu." Sahut Melissa. "Lo dari mana mau kemana?" Tanyanya balik. Mengalihkan topik.

"Ini ... dari perpus mau balik ke kelas."

"Em, oke. Kalau gitu gue duluan, ya?"

PRICELESSOnde as histórias ganham vida. Descobre agora