09

26.3K 2.7K 535
                                    

"Mas pulang!"

Renjun yang sudah hampir tertidur kembali terbangun mendengar itu. Ia segera bangkit dan beranjak menghampiri sang suami.

"Mas udah pul--EH EH MAS!"

Renjun memekik kaget begitu Guanlin mendorong tubuhnya ke atas sofa dan menindihnya. Wajah tampannya ditenggelamkan pada ceruk leher milik Renjun.

"Kamu kenapa Mas?" tanya Renjun.

"Sstt..Biarin kayak gini dulu sebentar." balas Guanlin.

Renjun menurut. Ia membiarkan Guanlin tetap pada posisinya, tangannya terulur untuk mengusap lembut rambut suaminya agar lebih tenang.

Setelah lima menit Guanlin mengangkat kepalanya dari ceruk leher Renjun dan menatap sang istri yang juga tengah menatapnya dengan tatapan teduh.

"Whats wrong hm? Mas bisa ceritain semuanya ke adek." ucap Renjun sembari mengusap sisi wajah suaminya.

"Tadi Mas diomelin sama kepala rumah sakit." ucap Guanlin memulai ceritanya.

"Kenapa bisa diomelin? Mas buat salah?"

Guanlin mengangguk. "Mas buat kesalahan besar Dek. Mas--









--ngehilangin nyawa seseorang."

Renjun melebarkan matanya terkejut. "A-apa? Gimana bisa?"

"Selama jalannya operasi Mas bener-bener nggak bisa fokus. Dan Mas ngelakuin kesalahan fatal yang ngebuat pasien itu nggak bisa diselamatkan. Yang lebih parahnya, pasien itu seorang ibu hamil. Mas ngehilangin dua nyawa sekaligus Dek!"

"Sstt Mas, tenang tenang." Renjun mengusap-usap bahu lebar suaminya. Ia juga bisa merasakan lehernya basah karena airmata Guanlin.

"Mas ngerasa nggak berguna banget Dek."

"Mas dengerin adek!" Renjun menangkup wajah suaminya dengan kedua tangan. "Ini semua udah takdir dari Tuhan Mas. Kamu nggak boleh terus-terusan nyalahin diri kamu sendiri Mas. Jadiin hal ini sebagai pelajaran buat diri kamu, jangan sampe hal kayak gini terulang lagi. Okay?"

Guanlin akhirnya mengangguk dan menghapus sisa airmatanya. Malu juga rasanya nangis di depan istri.

"Senyumnya mana?"

Guanlin tersenyum manis membuat Renjun ikut tersenyum girang.

"Nah gitu dong. Ganteng banget suami Adek~"

"Dek.."

"Iya, Mas?"

"Lanjutin yang tadi yuk!"

.

.

.

Guanlin mengusap rambut Renjun dengan sayang sembari memperhatikan bibir kemerahan Renjun yang sedang mengulum penis besarnya.

Ini langka.

Renjun jarang sekali mau mengulum penisnya dengan alasan mulutnya kebas karena ukuran penis Guanlin yang tidak main-main. Tapi tidak ada angin tidak ada hujan, malam ini Renjun mau memberikan blowjob pada suaminya.

"Udah cukup sayang." Guanlin menarik kepala Renjun membuat penisnya terlepas dari mulut hangat istrinya.

"Hng, Mas belum keluar!" protes Renjun cemberut.

"Mas nggak mau keluar di dalam mulut kamu sayang. Mas cuma mau keluar di dalam lubang surga kamu."

Pipi Renjun memerah begitu Guanlin mendorong tubuhnya menjadi terlentang dan mengungkungnya. Di bawah sana Guanlin menggesekan kepala penisnya pada pintu masuk lubang Renjun.

AFTER WEDDING (GuanRen)✔Where stories live. Discover now