22

20.7K 2.2K 484
                                    

Memasuki usia kandungan 13 minggu. Keadaan Renjun sudah membaik. Ia sudah jarang merasakan mual-mual dan pusing, nafsu makannya juga meningkat drastis.

"Mas udah mau berangkat?" Renjun bertanya pada suaminya.

"Iya sayang. Adek baik-baik ya di rumah. Kalo bosen suruh aja temen Adek ke sini, jangan Adek yang ke rumah mereka. Tapi kalo mau pergi pake mobil telepon Pak supir ya, jangan bawa mobil sendiri. Bahaya. Takutnya Adek sama Baby di perut kenapa-kenapa. Dan satu lagi, kalo ada apa-apa hubungin Mas secepatnya ya!"

Guanlin berpesan panjang lebar. Sedangkan Renjun hanya mengangguk-angguk paham sambil tersenyum lucu.

"Mas mau berangkat, pulangnya Adek mau titip sesuatu?" tanya Guanlin.

"Ini!" Renjun menyerahkan secarik kertas pada suaminya. "Adek mau itu semua. Beliin ya Mas."

Guanlin membaca tulisan yang ada di kertas itu.


-Cheesecake

-Coklat silverking

-Ch*ttime

-Chocolate cake

-Es krim



"Segini doang?" tanya Guanlin enteng.

"Huum. Udah banyak kan itu." balas Renjun. "Eh, tapi kalo bisa sama permen yupi sepack ya Mas."

"Oke deh, nanti Mas beliin." ucap Guanlin menyanggupi.

Kemarin kemarin napsu makan Renjun berkurang drastis, dan itu membuat Guanlin sangat khawatir. Ia takut istrinya dan si jabang bayi di dalam perut kekurangan nutrsi. Tapi sekarang napsu makan Renjun sudah kembali normal, bahkan terbilang naik. Guanlin bersyukur. Ia pun dengan senang hati akan membelikan semua makanan apapun yang ingin istrinya makan.

Guanlin menunduk dan mensejajarkan wajahnya dengan perut istrinya yang sudah membuncit. "Baby, Daddy berangkat kerja dulu ya. Baby baik-baik sama Bunda di rumah ya sayang." Guanlin mengajak bicara sang anak lalu terakhir ia mencium perut Renjun dengan sayang.

"Dah. Sini cium dulu dong!"

Seperti biasa, setiap Guanlin ingin berangkat kerja ia selalu meminta ciuman pada istrinya. Biar semangat kerjanya. Katanya.

Cup..

"Udah Mas!" seru Renjun riang setelah memberikan satu kecupan di bibir Guanlin.

"Ya udah, Mas berangkat ya!" pamit Guanlin lalu mencium kening Renjun lembut agak lama. "Bye, angel!"

"Papaii Mas! Hati-hati bawa mobilnya ya!"

Setelah Guanlin sudah pergi bekerja, Renjun kembali masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa ruang tengah.

"Nah baby, Daddy kan udah berangkat kerja. Jadi tinggal kita berdua doang di rumah. Tapi Bunda bingung mau ngerjain apa dulu. Menurut baby, Bunda harus nyiram tanaman dulu, nyuci piring dulu, atau bersihin lantai dulu?" Renjun asyik berbicara pada anaknya sembari mengelus perutnya.

"Hum, ya udah deh. Bunda mau nyiram tanaman dulu, nyuci piring, habis itu baru deh bersihin lantai. Nyapu sama ngepel. Baby temenin Bunda ya, biar Bunda ada temen ngobrol."

.

.

.

"Huhu, capek!" Renjun mengeluh. Ia membaringkan tubuhnya di atas sofa panjang. Semenjak hamil, Renjun memang menjadi mudah lelah. Mungkin efek perutnya yang sudah lumayan membesar. Renjun sebenarnya heran, usia kandungannya baru 3 bulan. Tapi kenapa besar perutnya seperti orang yang mengandung usia 5 bulan?

AFTER WEDDING (GuanRen)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang