31

21.1K 1.9K 423
                                    

Agak panjang nih. Semoga kalian nggak bosen ye

















Usia kandungan Renjun sudah memasuki sembilan bulan. Dokter bilang Renjun akan segera melahirkan dalam waktu dekat ini.

Guanlin juga sudah mengambil cuti, bahkan dari saat kandungan Renjun memasuki delapan bulan. Ia tidak mau kehilangan momen paling berharga dalam hidupnya.

Hari ini adalah hari Sabtu dan pasangan itu memanfaatkannya untuk bermalas-malasan di dalam kamar sembari menonton film.

"Dek, besok mau jalan-jalan nggak?" Guanlin menawarkan.

"Mau Mas!" jawab Renjun semangat. "Eh, tapi jalan-jalan ke mana? Kalo jauh-jauh Adek nggak mau ah! Capek!"

"Ke taman komplek doang kok. Sekalian refreshing, kan sebentar lagi Adek mau melahirkan." balas Guanlin.

"Oh ya udah Adek mau. Di sana Adek mau beli cilor Mang Ujang." ucap Renjun. "Duh, udah lama Adek nggak beli cilor!"

"Ya ya besok kita beli cilornya Mang Ujang yang banyak ya. Kalo bisa sama gerobaknya." balas Guanlin.

"Yeu! Bisa-bia kita mabok cilor Mas." Renjun memutar bola matanya malas.

Guanlin terkekeh pelan. "Kan biar puas makannya sayang."

"Argh!"

"Eh Dek kenapa?" tanya Guanlin panik begitu Renjun meringis kesakitan sambil memegangi perutnya.

"Nggak apa-apa kok Mas. Cuma tadi baby nendang kenceng banget." jawab Renjun.

Tanpa sadar Guanlin menghela napas lega. "Sakit nggak sih Dek kalo baby nendang-nendang?" tanyanya penasaran.

"Sakit sih Mas, sedikit tapi. Lebih ke kaget aja." jawab Renjun.

Guanlin menganggukan kepalanya paham lalu tangannya terulur untuk menyentuh perut buncit Renjun dan mengusapnya lembut.

"Kayaknya pas lahir baby bakal aktif banget kayak Adek. Nendangnya aja kenceng banget nih." ucap Guanlin seraya terkekeh.

"Asal nggak terlalu aktif aja Mas, nanti Adek susah ngurusnya." balas Renjun juga diiringi dengan kekehan ringan.

"IH MAS, MAU NGAPAIN?!" Renjun berseru kaget begitu Guanlin menyingkap kaos yang ia kenakan di bagian perut.

"Sstt diem, Mas mau ngobrol sama Baby." balas Guanlin menyuruh istrinya untuk diam.

"Halo sayangnya Daddy!" sapa Guanlin lembut. "Kalian tau nggak? Sebentar lagi kalian bakal lahir ke dunia loh. Kalian sebentar lagi bakal ngeliat wajah tampan Daddy, dan wajah cantiknya Bunda. Daddy nggak sabar banget nunggu hari itu tiba. Kalian pasti juga nggak sabar kan? Ya kan?" Guanlin menempelkan telinganya pada perut Renjun seolah ia dapat mendengar balasan dari sana.

"Nah kan! Kalian pasti juga udah nggak sabar buat lahir ke dunia. Kalian baik-baik di dalam perut Bunda sampai hari itu tiba ya, twins. Daddy sama Bunda sayang banget sama kalian." Guanlin mencium perut Renjun lama dengan lembut sebagai penutup lalu kembali membenarkan tatanan baju yang dipakai istrinya.

"Kenapa Dek?" tanya Guanlin yang melihat raut Renjun yang seperti menahan tangis.

"Adek terharu Mas!" jawab Renjun sembari menghapus air mata yang jatuh membasahi pipinya.

Guanlin terkekeh lalu membawa Renjun ke dalam pelukannya. Ia menciumi pucuk kepala sang istri dengan penuh kasih sayang. "Utututu, kesayangan Mas jangan nangis dong!"

"Adek cinta banget sama Mas Alin! Jangan pernah tinggalin Adek ya." ucap Renjun di pelukan suaminya.

Guanlin melepas pelukan lalu beralih menangkup pipi gembil Renjun dengan dua tangan. "Mas juga cinta banget sama Adek. Mas nggak akan pernah ninggalin kamu sayang. Mas janji!"

AFTER WEDDING (GuanRen)✔Where stories live. Discover now