MDL (3)

4.4K 322 29
                                    

🌿

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

...🌿...

"Siapa yang menyuruhmu keluar, hm?"

Tubuh Zea meremang. Ia sangat mengenali suara berat dari arah belakang.

Zea berbalik seketika matanya membulat sempurna. "Kau?"

"Untuk apa kau di sini?"

"Satu persatu akan saya perlihatkan seberapa kayanya pria di hadapan mu ini. Sekolah ini sudah saya beli setelah tahu ada kau berada di sini."

Zea mengerutkan keningnya. "Kau sudah gila ya?" tanya Zea terheran-heran.

Beberapa murid yang baru keluar kamar mandi terus membisikkan mereka hingga menuju ke arah kelas. Zea takut mereka berpikiran yang tidak-tidak. Ia menarik paksa tangan Key untuk pergi ke lapangan. Zea menghempaskan tangan Key, tepat saat berdiri di tepi lapangan, di bawah yang pohon yang teduh.

"Kau tidak perlu khawatir gadis kecil. Mereka sudah tahu siapa saya. Hanya kau yang tidak ingin mencari tau tentang saya," kata Key menyelipkan anak rambut Zea ke belakang telinganya. Zea dibuatnya merinding.

"Siapa yang kau pikirkan?" tanya Key memecahkan keheningan.

"Bukan urusanmu," cetus Zea.

"Kau adalah urusan saya karena kau calon istri saya," ucapnya dengan sangat enteng membuat Zea menatapnya jijik.

"Jangan membuat ku pusing. Urus saja urusanmu sendiri," celetuk Zea menyipitkan matanya sebab cahaya matahari mulai masuk ke tempat teduh mereka.

Key yang semulanya berdiri di sampingnya kini berpindah ke hadapan Zea untuk melindungi wajah gadis itu dari sinar matahari sambil melipat tangannya menutupi wajah Zea dari sinar matahari.

"Ngapain di sana? Panas tahu," protes Zea kesal.

"Tidak panas, selagi bersamamu di sini."

Zea terheran-heran karena berusaha menyembunyikan senyum. "Apaan gue masa gini aja baper sih," batin Zea menatap wajah Key. Pria itu tersenyum.

Dengan alis tebal, bola mata berwarna hitam pekat, rahang tegap, dan bibir tipis. Tataan rambut yang rapi serta pakaian sangat formal, memakai dasi merah, blazer hitam dan celana hitam kain licin yang panjang.  Apa benar usianya 30 tahun atau cuman mengelabui Zea.

Zea memang menyukai pria dewasa tapi bukan yang memiliki istri. Jika dilihat Key memang memasuki tipe idealnya tapi Key sudah memiliki istri dan anak. Apa kata dunia.

Zea bergeser ke samping Key membuatnya terkena sinar matahari. Begitupula dengan Key ikut bergerak mengikuti Zea untuk melindunginya. "Minggir," cetus Zea.

"Kenapa? Di situ panas," sahut Key.

"Hukumanku belum selesai," balas Zea dingin lalu mengangkat kepalanya melihat ujung tiang bendera.

My Daddy & LoveWhere stories live. Discover now