MD & L (7).

2K 161 22
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


...🌿...

Perlahan, langkah pasti Zea mendekati Jea yang tertidur dengan tubuh yang di tutupi selimut pink bergambar Hello Kitty.

Wajah gadis kecil itu terlihat pucat. Bibir ceri merah milik Jea kini tak berwarna lagi. Zea perlahan menyentuh kening Jea. "Badan Jea hangat," lirih Zea merasa iba.

Key hanya melihat apa yang dilakukan Zea. Gadis itu dengan lihai mengambil kain kecil lalu mencelupkannya di dalam baskom kecil kemudian meletakkannya di kening Jea setelah memeras sisa airnya. Gadis kecil itu hanya meliuk kecil. Dengan nafas berseru cepat dan hangat.

"Pak?" panggil Zea tanpa melihatnya  memperhatikan tingkahnya.

"Hmm ...." Key malas membenarkan kata 'pak' dari Zea.

"Jea sudah minum obat?"

"Sudah, efek obat makanya dia tertidur." Zea mengangguk paham.

"Pak?"

"Apa Zea?"

"Aku lapar..."

Zea menunduk. Perutnya berbunyi semenjak di dalam mobil, tapi masih bisa tertahan untuk sekarang tidak. Zea bisa mati jika tidak makan. Dari pada mati mending tahan malu minta makan di rumah orang. Sesekali tidak masalah, pikir Zea.

"Tapi pak," potong Zea sebelum Key membuka suara.

"Apa?"

"Kenapa Jea gak dibawa ke rumah sakit?"

"Tadi sudah saya paksa, tapi dia takut disuntik." Zea mengangguk. Ia memaklumi anak kecil memang banyak alasan jika berurusan dengan rumah sakit.

"Ohh, begitu...."

"Pak?" sambung Zea.

"Apa sayang?"

Key membuka dasi berwarna merah yang melekat sejak 10 jam lalu.

"Mau ngapain?" Zea kebingungan.

"Suntik kamu."

"Memangnya bapak dokter?"

"Iya, saya dokter."

"Masa pak?" tanya Zea memastikan.

"Kamu mau saya suntik? Saya bisa buat kamu kenyang sembilan bulan."

My Daddy & LoveWhere stories live. Discover now