MD & L (11).

1.6K 127 51
                                    

>🌟

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

>🌟

...🌿...

Zea menjatuhkan kepala di atas meja putih keemasan. Kepalanya pening ditambah lagi kelasnya yang tidak bisa diam sedetikpun. Antara suara teriakan kejar-kejaran seperti anak TK dan menggosip, saling bertabrakan.
Dan sepertinya guru telat datang karena cuaca di luar sedang hujan deras. Tetapi jantung Zea berdebar, takut. Bukan karena cinta, tapi jam ke-2 mapel matematika, guru itu selalu datang walaupun badai menerjang. Zea berdoa semoga ada gempa bumi, Tsunami atau bencana lainnya yang menghalang guru itu masuk dan mengajar. Aamiin.

Brak!!

Ada yang menghantam keras mejanya. Namun gadis itu tak bergeming. "Zee," bisik seseorang.

"Apa sih, Han?" Zea masih tetap menutupi wajahnya.

"Jadi putus sama Rangga?"

"Hmm."

"Hm, hm, hm. Sudah apa belum?" seru Hanna.

"Menurut lo?" Diangkatnya kepala yang terasa berat.

"Mana gue tahu. Lo sakit? Kok pucat gini," tanya Hanna khawatir. Ia memegang pipi Zea membolak-balik.
Wajah Zea berwarna putih pucat pasih.

"Gue gak tidur semalaman," jawab Zea tak bersemangat.

Hanna mengangguk paham. "Lo tau?" tanya Zea. Hanna menatapnya bingung.

"Tau apa?"

"Lo tau gue gak bisa tidur karena apa?"

"Mikirin Rangga kan?" tebak Hanna.

"Sok tahu. Suara desahan, Jing."
Mata Hanna membulat sempurna menatap Zea intens. Raut wajahnya bingung sekaligus penasaran. Suara desahan siapa? Pikir Hanna sekilas.

"Siapa yang lo maksud?"

"Ayah gue, sama selingkuhannya."

"Astagfirullah. Istrinya om-om itu?" Zea hanya mengangguk lalu menggeser posisi duduk menyuruh Hanna duduk di sampingnya karena pembahasan sedikit berbeda.

"Om itu gak ada niatan cerai dari istrinya?"

"Katanya sih, udah ngajuin surat cerai. Tinggal ditandatangani tapi gue gak tahu kelanjutannya."

"Serius? Calon mommy baru nih, kiw!" seru Hanna kemudian terkekeh pelan.

"Dih, enggak. Gue gak ada perasaan apa pun."

"Lo emang bisa aja gak suka sama om ganteng itu. Tapi perlakuan dia bisa merubah sesuatu dalam diri lo untuk meminta lebih. Bahkan nih ya ... bisa aja kalau dia pergi beberapa detik lo langsung rindu sentuhan manjanya." Alis Hanna naik turun menggoda Zea.

Kekujur badan Zea merinding mendengar ucapan sahabatnya itu. "Sok tahu banget, Jing. Lo aja jomblo."

"Tenang Bro. Gue 'kan penguasa materi dan praktek dari wattpad," ucap Hanna membanggakan diri.

My Daddy & LoveWhere stories live. Discover now