MD & L (9).

1.6K 114 50
                                    

🌿

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

...🌿...

Plak!

Tamparan keras baru saja mendarat di pipi kiri Rangga. Matanya tak henti-henti menatap wanita itu tajam. "Apa si lo!" sahut wanita lain di samping Rangga. Ia baru saja berdiri.

"Lo yang apaan bangsat. Thalita! Lo tahu Rangga sudah punya pacar, kok lo tega kayak gitu, hah!"

"Gak ada urusannya sama lo," celetuk Thalita melipat tangan di depan dada.

Andai saja orang berlalu lalang tidak banyak mungkin wanita dengan tinggi 165cm itu mendapatkan tamparan juga. Mereka sedang berada di pasar malam.

Hanna hanya pergi sendirian. Ia sudah berusaha mengajak Zea namun gadis itu menolak. Entah alasannya kurang jelas masuk di otak Hanna. Zea mengatakan ada pr padahal besok hari Minggu. Saat ingin bertanya lebih lanjut Zea sudah mematikan sambungan handphone.

Hanna dan Thalita saling memandang penuh amarah kebencian dan membatin menyumpahi satu sama lain.

"Gue sahabatnya Zea, gue berhak tahu apa aja yang teman gue alami. Dan lo!" Hanna menunjuk tepat di wajah Rangga masih setia dengan tatapan elang menusuk pupil mata. "Gue bakal aduin ke Zea. Lo gak punya otak, Rangga! Zea itu sayang sama lo!" teriak Hanna seketika beberapa membuat orang menoleh ke arah mereka.

"Emang yaa, orang kalau sudah kenal cinta tololnya melewati tugu Monas. Prestasi dimana-mana tapi otak gak dipakai," caci Hanna pada keduanya. Ia tak sedikitpun takut pada kedua insan di depannya. Ia geram tak karuan memikirkan nasib sahabatnya Zea. Bagaimana bisa menjalin hubungan dengan pria brengsek seperti Rangga.

Bahkan hampir tak pernah Zea membahas keburukan Rangga pada Hanna. Namun sekarang sepertinya sudah tertutup kabut hitam pekat dan tidak ada titik putih lagi di mata Hanna untuk Rangga. Pria itu sudah keterlaluan.

Baru saja Thalita ingin melayangkan tangan tepat di pipi Hanna langsung di tahan oleh tangan Rangga. "Lepasin Rangga!" Thalita memberontak pada Rangga namun pria itu siap menjeratnya kembali. Ia seperti orang yang hilang waras ingin membalas perlakuan Hanna. "Gak usah bawa-bawa prestasi gue, sialan!" bentak Thalita pada Hanna.

"Lo yang sialan! Lo berdua itu sama aja. Ngapain lo ciuman ditempat kayak gini. Anjing aja masih tau tempat," sindir gadis berkemeja hitam dengan jaket kulit yang menutupi tubuhnya serta celana levis berwarna hitam.

Thalita memberontak minta di lepaskan. Namun, Rangga menahan tubuhnya dengan setia memeluk dari belakang. Sesekali membuat kaki Thalita terangkat sempurna karena menuruti keras kepalanya. Hanna yang melihat aksi itu dibuat geram sendiri ingin sekali mencakar muka keduanya terutama Thalita.

"Lepasin Rangga! Dia udah keterlaluan tau gak!" teriak Thalita kesetanan.

"Jangan dibalas, nanti masalah semakin besar," kata Rangga.

"Semakin besar? Atau jangan-jangan bukan sekedar ciuman aja yang kalian sudah lakukan?" tanya Hanna dengan santainya.

Plak!

My Daddy & LoveWhere stories live. Discover now