MD&L (6).

2.4K 167 16
                                    

🌿

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

...🌿...

"Astaga, dia lagi, dia lagi" batin Zea menatap resah pria yang sangat ia kenal berdiri di depan gerbang sekolah sesekali melirik arloji branded di tangan kiri.

Tepat pukul 12:00 siang. Sekolah SMA Merpati Putih. Membubarkan seluruh siswa dan siswi. Akibat virus yang mengguncang dunia itu kegiatan sekolah hanya setengah hari.

"Kenapa, Ze?" tanya Hana kebingungan sembari berjalan seiring dengan langkahnya.

Gadis itu menggeleng.

"Zee Zee..." panggil Hanna antusias. Setelah mata elang miliknya menuju ke satu titik.

"Hah?"

"Eh, itu'kan sugar Daddy yang sama Lo kemarin ... Lo pulang sama dia yaa?"

"Anjir, sembarangan banget kalau ngomong."

"Ayo Zea, jangan banyak berword-word." Hanna menarik tangan Zea keluar area sekolah. Zea terpaksa mengikuti Hanna yang melangkah mendekati Key. Zea menepuk jidatnya. Tamatlah sudah.

"Halo, Om," sapa Hanna tanpa rasa malu. Zea menghembuskan napas kasar. Berusaha untuk tetap tenang walaupun kondisi kritis seperti diterjang ombak.

Key awalnya dilanda kebingungan namun setelah mendapati Zea berdiri di tempat yang sama dengan Hanna. Rasa penasaran itu tiba-tiba buyar.

"Perkenalkan Om, nama saya Hanna Alexsia, sahabatnya Zea." Hanna mengulurkan tangan kanannya membuat Key terkekeh melihat tingkah Hanna. Ia melirik Zea di samping Hanna yang mengisyaratkan untuk menolak uluran tangan namun Key malah tersenyum sambil menerima uluran tangan Hanna.

"Saya, Key."

"OMG! jantung saya mau copot, Om," seru Hanna memegang debaran di dadanya.

"Jantung saya berdetak kencang Om, apa ini namanya cinta," sorak Hanna.

Key terkekeh geli lalu melepaskan tangan Hanna yang beberapa menit menyatu. Zea mendelik ngeri, melihat sahabatnya.

"Om, boleh minta nomor handphone gak?" tanya Hanna tanpa malu.

"Astagfirullah .... Aku malu. Ya Tuhan. Pulangkan saja sahabatku ini ke sisimu, Ya Rabb," batin Zea setengah mati menahan rasa malu.

Zea yang mengenal Key semenjak satu Minggu lalu saja masih malu jika berhadapan apalagi berbicara. Dan apa yang dilakukan Hanna?

"Buat apa, cantik?" goda Key.

'Cantik' Zea hampir muntah. Iris pupil matanya setajam elang membuat Key merinding namun balasannya hanya tawa kecil. Maksud Zea untuk menolak Hanna tapi Key berpikir Zea cemburu.

My Daddy & LoveOù les histoires vivent. Découvrez maintenant