MD & L (15).

727 49 10
                                    

🌿

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

...🌿...

Pria itu menghempaskan kasar pintu mobil meninggalkan Zea di dalam. Gadis itu berhembus. "Ngambek nih ngambek," gerutu Zea keluar dari mobil.

"Kakak!" teriak Jea saat melihat Zea di ambang pintu. Anak gadis itu melepaskan pelukan Daddy-nya dan berlari memeluk Zea.

Zea segera menggendong Jea sedangkan Key berlenggang masuk ke kamar.

"Jea udah makan?"

"Udah, waktu di lumah eyang. Sekalang Jea ngantuk. Temani Jea tidul, oke?"

"Oke manis, ayo bergegas bobo cantik." Jea mengangguk antusias di dalam gendongan Zea.

"Bi, tolong siapin air hangat ya. Taruh di atas meja aja, nanti Zea ambil," suruh Zea pada bibi Fara yang sedang mengelap meja.

"Siap, Non."

...🌿...

Zea membawa air hangat yang telah di siapkan bibi Fara ke dalam kamar Key setelah menidurkan Jea dengan beberapa cerita dongeng dan cemilan sehat.

Zea mengetuk pintu kamar Key namun tak ada sahutan. Saat Zea mendorong pintu itu ternyata tidak terkunci.

Langkah Zea secara perlahan masuk. Ia melihat Key tidur di atas kasur dengan tumpuan lengan tangan kanan di atas kepala menutupi matanya. Pria itu belum berganti pakaian, bahkan sepatu belum ia lepas.

Zea berhembus lelah kemudian meletakkan air hangat di meja dan segera melepaskan sepatu Key berserta kaos kakinya. Pria itu tidak bergerak sama sekali.

"Kamu gak makan dulu? Baru tidur?" tanya Zea lembut mencoba untuk memberikan perhatian lebih pada calon suaminya. Dan mengubah cara bicaranya.

Tak ada respon membuat Zea menatap sedih. "Aku tahu kamu belum tidur. Maaf tentang tadi. Aku tahu itu keterlaluan. Tapi kalau temen aku yang itu tahu mulutnya main nyerocos. Ntar satu sekolah tahu gimana," jelas Zea berharap Key bersuara namun lagi-lagi tak ada tanggapan.

Malahan pria itu bergerak untuk membelakangi Zea. "K-key," lirih Zea merasa bersalah.

Zea menahan tangis diabaikan. Saat Zea ingin meraih lengan Key. Ia mengurungkan niatnya. Zea berhembus kemudian masuk ke kamar mandi.

Setelah di rasa aman, Key membuka matanya memandangi langit-langit kamar kemudian beranjak menuju dapur.

Clek!

Dengan mata sembab Zea keluar kamar mandi setelah berganti pakaian. Ia melihat Key sudah tidak ada di kasur.

Zea bergegas menuruni tangga untuk mencari keberadaan sang calon suami. Ternyata pria itu sedang memasak di dapur.

Zea menatap sekilas punggung Key kemudian berlari memeluk Key dari belakang. Key terdiam sejenak merasa tangan mungil Zea mencoba menyatu di perut kotak-kotaknya.

My Daddy & LoveWhere stories live. Discover now