MD& L (18).

256 9 2
                                    

🌿

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

...🌿...

Baru saja Zea memasuki kamar, tiba-tiba disambut serangan di leher kembali. "Mmmm! Aku jadi yakin jika kamu nggak sakit," lirih Zea bersusah payah.

Kini segelas air sudah jatuh ke lantai. Dengan mudahnya Key mengangkat tubuh Zea ke atas meja agar tidak terkena pecahan kaca.

Key membuka lebar kaki Zea agar dapat menghimpit tubuhnya di tengah. Posisi Zea kini lebih tinggi di banding pria tampan itu.

Key kembali menyusuri leher jenjang gadisnya. Ia juga melepaskan ikatan rambut Zea membiarkan rambut panjang itu tergerai bebas. Key suka melihat wajah Zea berkeringat dan memerah akibat ulahnya.

Tangan Zea meremas kuat rambut pria itu. Kepalanya mendongak seraya mengigit bibir bawahnya.

Key menarik bokong Zea agar mendekati tubuhnya. Hingga terhimpit satu sama lain.

"Jika seperti ini, bisa saja lepas kendali," batin Key memandangi instens ekspresi wajah Zea.

"Lepasin!!!"

Bunyi decak basah menandakan hisapan di leher berakhir.

Key terkekeh melihat tiga bekas kebiruan di leher Zea. "Susah tahu hilangin ini," protes Zea mengusap leher, yang terasa perih.

Mata Key hanya memperhatikan bibir Zea mengomel kecil.

"Apa lihat-lihat!" cetus Zea.

"Salah ya? Saya 'kan punya mata."

Zea berdecak. "Turunin!"

Key menurunkan Zea dari meja membiarkan gadis itu membersihkan pecahan gelas di lantai. Emang terlihat keterlaluan. Tapi lebih keterlaluan lagi jika menyuruh bibi Fara.

Key duduk di tepi ranjang. "Hati-hati."
Zea tak menggubris perkataan Key.

...🌿...

"Gue nggak yakin jawaban lo bener," ucap Hanna memperhatikan selembar kertas di atas meja saat Farrel menulis angka 29.

"Terus?"

"Gue hitung hasilnya 1.265."

"Jauh amat. Lo kali yang salah."

"Nilai ulangan matematika, lo kemaren berapa?" tanya Hanna.

"Intinya remedial."

Hanna berdecak kesal. "Gue juga."

Mereka sedang mengerjakan tugas matematika dari ibu Ani. Kebetulan sekali mereka sekelompok yang berjumlah dua orang. Hanna sempat protes pada Bu Ani. Tapi guru itu memberikan ancaman penurunan nilai. Hanna hanya berhembus pasrah pada Tuhan.

"Cari di google gih," suruh Farrel.

"Udah gue cari, tapi soalnya gak nemu."

"Dahlah, tanya Zea aja." Hanna mengambil handphone di atas meja dan meletakkan pulpennya begitu saja di lantai.

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: 6 days ago ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

My Daddy & LoveHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin