●ANGKASA 12 ✅️

54 10 4
                                    

HAPPY READING!
.
.
.
.
.

Hubungan Raraa dengan Angkasa semakin dekat, sedikit demi sedikit Raraa sudah tak lagi mencari tau tentang Langit. Sedang apa dia, dimana, dan dengan siapa.

Tak lagi pernah Raraa gubris. Begitupun dengan Langit sejak kejadian dihari itu. Langit tak ada kabar sama sekali.

Hal ini yang memudahkan Raraa untuk melangkah tanpa bayang-bayang Langit. Begitupun dengan sekolah Raraa yang kini SMA Anjayani, sudah memasuki bulan ketiga Raraa bersekolah namun sayangnya Raraa belum tertarik untuk masuk ekstrakurikuler.

Raraa kini tengah menunggu Natan di depan halte dekat sekolah sudah hampir satu jam. Tapi, Natan belum juga datang.

"Ck dasar." ,kata Raraa mendumel.

Raraa mengeluarkan ponsel dari dalam saku baju dan mencari nomor Natan. Tak ada respon dari nomor Natan yang Raraa hubungi.

Raraa berniat pulang dengan angkot saja.
Raraa menunggu angkot yang searah dengan rumahnya. Dari arah belakang sebuah motor sport mengklakson membuat Raraa menoleh kebelakang.

Motor sport tersebut berhenti, seseorang membuka helmnya dan tampak wajahnya yang begitu penuh dengan keringat dengan rambut acak-acakan.

"Raraa." ,panggil Angkasa.

"Rayvan." ,panggil Raraa balik.

"Panggil Angkasa aja Raa. Jangan Rayvan." ,ringis Angkasa.

"Kenapa? ga boleh?" ,tanya Raraa.

"Bukan gitu, cuma itu nama agak berat tanggung jawabnya hehee. Kok belum pulang?" ,alih Angkasa.

Seketika raut wajah Raraa berubah.
"Gue tuh dari tadi nungguin bang Natan. Tapi dia ngak muncul-muncul gue telfonin ngak di angkat. Kan kesell guee!!" ,ucap Raraa mengeluarkan unek-uneknya.

"Bareng gue aja. Kebetulan gue bawa helm dua." ,kata Angkasa menawarkan pada Raraa.

"Tunggu!! Ini helm pacar lo bukan?" ,tanya Raraa.

"Pacar bapak gue! Kapan sih gue punya pacar Raa? Kan gue maunya l-" ,Angkasa hampir saja keceplosan.

"-lo jadi pacar gue." ,batin Angkasa.

Raraa menatap Angkasa penuh selidik.
"Maunya apa?" ,tanya Raraa.

"Maunyaa. Jadi lo bareng gue atau ngak, kalo ngak gue tinggalin nih atau lo takut pacar lo marah?" ,kata Angkasa.

"Nah betul! Gue takut pacar gue marah." ,ucap Raraa.

Degg

Hati Angkasa mencelos, sejak kapan Raraa punya pacar? Beberapa bulan terakhir ini Angkasa selalu bersama Raraa. Angkasa tak pernah lihat atau mendengar Raraa dekat dengan siapapun.

Tapi kini?

Raraa menepuk pundak Angkasa.
"Bercanda, sejak kapan gue punya pacar." ,ucap Raraa yang membuat hati Angkasa terenyuh.

"Ck! Bercanda lo ga seru." ,decak Angkasa.

Raraa beralih menatap manik hitam Angkasa.
"Kenapa lo anggap serius? Lo cemburu?" ,tanya Raraa.

"Kalo iya gimana?" ,tanya balik Angkasa. 

Raraa meneguk salivanya pelan.
"Ga gimana-gimana. Cuma yaa lo ngak punya hak untuk itu." ,balas Raraa.

"Gue tau. Ayo pulang ribet bad dari tadi ngak jadi pulang. Malah bahas sana bahas sini." ,kata Angkasa.

"Ribet lo Saa, tinggal ngikutin aja malah banyak F." ,ucap Raraa.

"F?" ,bingung Angkasa.

"Gaya." ,ucap Raraa.

"Yadeh Raa serah lo aja. Gue nurut kata lo aja." ,pasrah Angkasa yang membuat Raraa bersorak senang.

Raraa menaiki motor dibantu Angkasa.
"Lo tau? Gue ngak pernah se-diikutin gini. Apa-apa aja yang gue bilang lo iyain, lo manutin meski nyeleneh. Kalo dulu gue selalu dikekang, ngak dibebasin padahal dia udah bukan jadi siapa-siapa gue." ,ucap Raraa tersenyum.

"Gue ngak buka sesi curhat." ,balas Angkasa.

Raraa berdecak kesal. Memukul brutal punggung Angkasa. Angkasa menoleh kebelakang, menahan tangan Raraa yang siap menghujaninya lagi.

"Sekarang ada gue, lo ngak perlu ngerasa gitu lagi. Hm?" ,ucap Angkasa.

Raraa menunduk dalam.
"Jangan ngomong gitu Saa. Gue takut suatu saat lo bakalan berubah. Manusia ngak ada yang tau jalan pikir manusia lain." ,ucap Raraa.

"Dan manusia juga ngak bisa nebak apa yang akan terjadi setelah ini. Gue tau lo takut yang lama terulang lagi, tapi yang harus lo tau Raa. Ini gue Angkasa bukan masa lalu lo." ,ucap Angkasa.

*****

Raraa sampai didepan gerbang kediaman Artharin. Raraa turun dibantu oleh Angkasa dan menyerahkan helm yang tadi ia pakai pada Angkasa.

"Makasih. Lo mau masuk dulu?" ,tanya Raraa.

"Ngak dehh, lain kali aja." ,ucap Angkasa yang diangguki Raraa.

Setelah berpamitan Angkasa menancap gas motornya meninggalkan kediaman Artharin. Raraa berjalan memasuki  gerbang yang ia buka sedikit, satpam rumah Artharin menyapa Raraa.

"Ngak pulang sama den Natan non?" ,tanya mang Tejo.

"Bang Natan ngilang Mang. Kesel Raa sama dia." ,ucap Raraa.

"Oalahh, pantesan pulang sama pacarnya." ,ucap mang Tejo.

Raraa meringis.
"Bukan pacar Araa mang. By the way kayaknya ada tamu ya mang? Ada motor tuh tapi ngak keliatan platnya, Araa minus mang." ,nyengir Raraa.

"Ooo iya neng. Tadi sih katanya nyari neng, trus mamang tanya sama ibu. Ibu kenal sama dia namanya Langit kalo ngak salah mamang mah." ,ucap mang Tejo.

Raraa terkejut sesaat.
"Langit??" ,batin Raraa.

"Yaudah mang makasih. Raa masuk dulu." ,ucap Raraa.

Raraa berjalan pelan menuju halaman belakang. Namun, suara Diana bunda Raraa memanggilnya.

"ARAA! Sini nakk!" ,teriak Diana.

"Mampus." ,batin Raraa.

*****

See you Angkasa to next

773 word.

Angkasa or Vanara [New Version]✅️Where stories live. Discover now