●ANGKASA 24 ✅️

44 7 5
                                    

SUPPORT!

HAPPY READING~
.
.
.
.
.


Raraa membuka ponselnya berniat memesan taxi untuk pulang, namun belum sempat Raraa memesan atensi Raraa teralihkan pada suara klakson motor.

Tinn Tinn

Motor sport itu berhenti tepat didepan Raraa. Seseorang melepas helm full facenya. Mata Raraa membulat melihat siapa yang ada didepannya saat ini.

"Langit. " ,ucap Raraa tak percaya.

"Iya ini gue Raa. Kaget ya?" ,kekeh Langit.

"Ngapain lo disini?" ,tanya Raraa.

"Gue mau ketemu lo, ada yang mau gue bicarain. Lo bisa Raa?" ,ajak Langit.

"Dimana?" ,tanya Raraa.

"Dikedai eskrim yang dulu sering kita datangi." ,ucap Langit.

"Gue ngak bisa kalo kesana. Ketaman dekat perumahan gue aja itu pun kalo lo mau." ,alibi Raraa.

Raraa hanya tidak ingin dejavu dengan kenangan ditempat yang sama dengan orang yang sama dalam situasi yang kini berbeda.

Langit menghela nafas gusar.
"Oke. Ayo naik." ,ucap Langit.

Raraa naik keatas motor Langit dengan bantuan Langit, setelah selesai Langit dan Raraa pergi meninggalkan SMA Anjayani.

"Gue tau ini hanya akal-akalan lo Raa. Gue tau lo dejavu dengan tempat itu." ,batin Langit.

"Semesta, kenapa kau pertemukan aku kembali dengan dia yang mati-matianku lupakan." ,batin Raraa.

Sekitar setengah jam, Langit dan Raraa telah sampai ditaman dekat rumah Raraa. Langit menjatuhkan duduk dibangku panjang taman, sedangkan Raraa memilih berdiri.

"Mau ngomong apa?" ,tanya Raraa to the point.

"Lo tau sekarang tanggal berapa?" ,tanya Langit balik.

"Tanggal 19 Desember. Gue ngak lupa sama kejadian 3 tahun lalu, dimana gue bahagia bisa jadi salah satu orang yang lo sayang." ,ucap Raraa.

"Gue juga bahagia saat itu. Dan kini gue harap kita bisa kembali ke masa itu Raa. Jujur, sampai saat gue ngak pernah rela melepas lo." ,lirih Langit.

"Keputusan lo buat melepas gue udah bener karna gue hanya luka bagi lo." ,ucap Raraa.

"Lo bukan luka Raa, lo obat." ,ucap Langit.

"Obat yang lo minum dengan dosis berlebih. Kenapa kembali Lang? Bukankah lo yang meminta gue untuk melupakan lo?" ,tanya Raraa.

"Gue ngak sekuat itu menghilangkan lo dari pikiran gue Raa, karna lo seberarti itu lo Laura." ,ucap Langit.

Degg

"Laura adalah bahagia dan luka lo dimasa lalu Langit. Bohong jika gue tidak pernah menoreh luka pada lo. Lo sadar itu, dari situ juga lo memilih mengakhiri kisah kita. Dan tindakan lo itu benar Langit. Kini semua udah jadi kenangan. Bahagialah Langit karna disini gue dengan ikhlas melepaskan lo jangan kembali dalam situasi seperti ini lagi Lang." ,ucap Raraa.

Langit menarik Raraa kedalam pelukannya, menenggelamkan wajah dibahu Raraa.

"Jangan Raa, jangan lepasin gue. Tetap jadi Lauranya Langit." ,suara Langit teredam.

Raraa melepaskan pelukan Langit.

"Kita sudah selesai Langit seperti kata lo dulu, sudah tidak ada lagi luka karna gue. Bahagia Langit, lo akan tetap jadi tokoh favorit dimasa putih biru gue lo takkan terlupa, lo abadi dalam bait aksara yang gue tulis. Makasih pernah membahagiakan perempuan ini." ,ucap Raraa.

"Lo cinta pertama gue setelah nyokap Raa. Makasih pernah hadir dalam hidup gue, gue ngak nyesel pernah mengenal lo. Bahagia sayang, karna gue tau perempuan ini perempuan yang mati-matian membayar mulut orang-orang yang merendahkannya." ,ucap Langit.

Kamu abadi bersama karyaku

*****

Raraa termenung didalam kamarnya, bayang-bayang Langit kembali hadir. Mengingatkan Raraa pada sweets moments yang pernah ada.

Tokk Tokk

Suara pintu yang diketuk membuyarkan lamunan Raraa. Pintu tersebut terbuka memperlihatkan Natan yang berdiri dengan segelas susu ditangannya.

Raraa mengambil alih susu yang dibawa Natan.
"Makasih bang, repot-repot segala lo. Padahal gue bisa ambil kebawah." ,ucap Rara.

"Gapapa sekali-kali, lo sibuk belajar gue takut lo lupa. Diminum Raa." ,ucap Natan.

"Iya bang." ,Raraa meminum susu tersebut perlahan hingga habis.

"Raa, gue mau nanya lo pulang sama siapa tadi?" ,tanya Natan

"Sama Langit bang." ,ucap Raraa pelan.

"Langit? Kok bisa? Lo balikan Raa?" ,tanya Natan.

"Ngakk, jadi-" ,Raraa mulai menceritakan pertemuannya dengan Langit pada Natan.

"Menurut lo gimana bang?" ,tanya Raraa meminta pendapat.

"Gue ngak pernah mengenal Langit secara langsung, tapi dari cara lo dulu menceritakan dia, dia adalah salah satu hal yang membuat lo bahagia. Posisi gue disini sebagai sudut pandang lain yang mendengar hanya dari sudut pandang lo Raa, gue ngak tau gimana sudut pandang Langit tentang ini semua." ,ucap Natan.

"Langit meminta kembali bang, dan gue memilih untuk tidak kembali. Gue salah bang?" ,tanya Raraa.

"Dalam hal menyangkut perasaan tidak ada yang salah, hati manusia memang tidak menentu untuk jatuh pada siapapun. Bisa saja hari lo mencintai dia, dan hari esoknya lo sudah tidak lagi mencintainya. Sekarang gue tanya, masih ada Langit dihati lo Raa?" ,tanya Natan.

"Dulu pertanyaan itu gue jawab dengan jawaban iya. Namun, sekarang gue ngak tau jawabannya bang." ,ucap Raraa.

Natan memeluk Raraa dari samping.
"Jika lo ngak tau jawabannya, maka Langit bukan lagi pemenangnya sedikit demi sedikit Langit pasti akan menghilang dari hati lo." ,ucap Natan.

"Gue harap begitu, karna gue ingin melihat Langit bahagia. Tanpa adanya gue." ,ucap Raraa.

*****

Segini dulu

See you ANGKASA to next.

Vote, koment, share.

806 word

Angkasa or Vanara [New Version]✅️Where stories live. Discover now