4. Kalau Aku Yang Disuruh Memilih (2)

4.6K 786 121
                                    

Bestari menatap ke luar jendela.

Setengah tahun ini, bawahan Rafa 'menjemputnya' sebulan sekali, Bestari nyaris bisa menebak kapan mereka akan datang. Kadang minggu ketiga, tapi paling sering minggu kedua. Bestari sudah titip pada security dan pegawainya, kalau ada rombongan mobil hitam  mencurigakan datang melewati gerbang, segera berkabar padanya, agar dia bisa mempersiapkan diri.

Jangan dihalangi, biarkan mereka langsung menjemput Bestari... buat prosesnya semudah mungkin, selancar mungkin.

Hal semacam ini berat bagi semuanya--baik Rafa maupun bawahannya--sebisa mungkin Tenang Hati memfasilitasi sebaik-baiknya.

Berbulan-bulan, penjemputan Bestari berlangsung lancar karena semua sudah tahu tempat dan posisi masing-masing.

Munggar adalah faktor tak terduga.

Bestari memejamkan mata, lalu membukanya lagi, menatap pepohonan di pinggir jalan Tol Jagorawi berkelebat. Munggar masih berdebat dengan pengemudi dan penumpang di kabin depan. Bestari pura-pura tak mendengarnya.

Bestari tidak berani melihat ke arah Munggar. Tapi dia tadi bisa melihat Munggar dengan sudut bibir berdarah, sesekali mengusap dadanya--hampir seperti Munggar yang dia kenal, Munggar versi lain, Munggar yang jadi suaminya...

Munggar yang pertama kali dia temui di UGD rumah sakit juga sama, sudut bibirnya berdarah, dengan dada sakit terhantam airbag.

Bestari Ayu Pandhita? Anak Pak Yoga Imran? Perkenalkan, namaku Munggaran Adimulia.

Pertemuan pertama mereka, yang menyebabkan penderitaan tiada akhir bagi Munggar... penderitaan yang baru berhenti saat lelaki itu dijemput ajal.

Penyesalan membuat hidup Bestari tersiksa, dan sebelum ajal menjemput Bestari, penyesalan masih membayanginya. Membayangkan betapa hidup Munggar akan lebih baik tanpanya...

Bestari ingat betapa sakitnya saat dia meregang nyawa... tapi kemudian dia kembali membuka mata, dan menyadari dia ada di kamarnya, dan usianya kembali jadi enam belas tahun.

Dua tahun sebelum dia bertemu Munggar...

Dunia ini tak sama dengan dunia yang pernah dia tinggali. Beberapa perbedaaan kecil, beberapa perbedaan besar... sama tapi tak serupa.

Di dunianya yang dahulu, ayah dan ibunya bercerai karena ayahnya memilih untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai pegawai Pemda dan menjadi wiraswasta. Bestari merupakan anak tunggal mereka.

Di dunia yang sekarang dia tinggali, ayahnya tetap menjadi pegawai Pemda. Dengan penghasilan yang stabil, meski tak banyak, ibunya merasa punya ketenangan finansial. Kemudian, ibunya memberanikan diri membuka usaha toko bahan kue, membuat keluarga Bestari secara ekonomi berkecukupan, ketimbang di hidup Bestari sebelumnya, ketika dia hanya berdua saja hidup bersama ayahnya.

Di dunia ini, Bestari punya dua saudara, 1 kakak dan 1 adik... Di dunia ini, ayahnya baru meninggal saat Bestari berusia 25 tahun.

Bestari yakin hidupnya kali ini merupakan doa yang terkabul... Andai dia tak pernah menjumpai Munggar, lelaki itu pasti akan hidup bahagia...

Seperti naik ke mesin waktu, dan kembali ke masa lalu, Bestari menggunakan semua ingatan yang dia miliki di dunia sebelumnya untuk membantunya mencapai dua hal; pertama, memastikan dia tidak akan pernah sekalipun bertemu Munggaran Adimulia di hidupnya yang sekarang.

Kedua, memastikan dia punya cukup uang untuk membantu dunia melewati Wabah.

Kini, Wabah sudah berlalu dan meski kerusakannya malah lebih parah daripada dunianya sendiri--dengan Sindrom Hari Kiamat, meski untungnya bisa dibantu dengan kehadiran Memoria--setidaknya Bestari bisa berkata bahwa dia dan Yayasan Tenang Hati sudah berjuang habis-habisan....

Andai Kita Tak Pernah JumpaWhere stories live. Discover now