19.

7.2K 542 118
                                    

Satu minggu kemudian.
















" Woi?."
Panggil zee tepat di telinga aran yang sedang termenung.

" Hmm?."
Jawab aran sedikit malas.

" Napa lu?, Gua lihat satu minggu ini, lu lesu bat, kek mati segan hidup nggak mau. "

Aran menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya di wajah zee.

" Hahhhh..."

" Ihhhh, bau pete!."
Zee mengibas ngibaskan tangannya, agar bau nafas aran pergi.

" Gua lelah zee.."
Ujar aran, yang kini kembali menatap kosong pintu masuk kaffe.

" Kenapa?, Masalah tante chika dan om vion?."
Tanya zee, sedang kan aran mengangguk kan kepalanya.

" Gua nggak bisa kasih saran yang banyak ran, cuman, ya kalo misalnya tante chika bahagia ama om vion, lo harus ngelepas dia ran, maksud gua, percuma lo pacari orang yang bahagia dan nyaman sama orang lain, dari pada sama lo.."
Zee menatap dalam mata aran, lalu menggosok pelan punggung lebar aran.

Aran masih tetap fokus menatap pintu kaffe, ia berharap wanita yang ia rindukan selama 1 minggu itu datang.

Aran mendengar kan apa yang di katakan zee, hanya saja aran tak ingin menyerah secepat ini.

" Gua harus lihat dengan kepala mata gua sendiri zee, kalo Chika minta gua pergi, gua bakal pergi.."
Ujar aran.

" Tapi kalo dia diam nggak bilang apa apa, sama saja lu di gantung ran.."
Zee mencoba membuat aran melupakan wanita yang telah membuat sahabat baiknya itu galau.

Zee juga sudah menceritakan masalah Aran kepada kekasihnya fiony, namun fiony seperti nya, tak mau ikut campur masalah chika dan aran.

Zee sungguh sedikit prihatin melihat kawannya itu, entah lah, apakah aran berubah?, Yang dulu nya adalah laki laki idaman dan keren, berubah menjadi laki laki bucin yang mencintai wanita yang jauh dari umurnya.

Tanpa zee sadari dia sedang menyinggung dirinya sendiri.

" Jika mendapat kannya saja aku tak bisa, maka untuk melindungi nya saja sudah cukup.."
Gumam aran yang masih di dengar oleh zee.

" Jangan bodoh!, Jangan tolol!, Lu boleh suka ama ntu tante tante bau tanah. astagfirullah ni mulut.."
Zee memukul mulutnya dengan tangannya sendiri, karena ia sadar ia juga mengatai kekasih nya yaitu fiony, karena umur Chika dan fiony itu sama.

" Zee, bisa temenin gua ke taman haru ini?, Gua mau nenangin otak sebentar.."
Ujar aran, yang akhirnya mengalihkan pandangannya dari pintu masuk kaffe, untuk menatap zee.

" Hmmm, baiklah, tapi siapa yang jaga kafe?."
Tanya zee.

" Tutup aja, jika nanti bos tanya, bilang, gua dan elu sakit, dan malam nanti kan kaffe buka lagi, soalnya shif bang gracio dan bang dheo.."

" Ok deh, gua ngikut aja.."
Aran hanya mengangguk, lalu masuk ke arah dapur, membuka clemek dan menggantungnya di tempat biasa.




















###
















Di taman.

" Gua nggak tahu harus ngomong apa ya chik, gua bingung aja gitu, kok si vion mendadak dekat sama lo, ketika lo udah deket ama aran?."
Fiony masih tidak percaya apa yang sedang terjadi antara aran dan sepupunya itu atau bisa di bilang sahabat.

Fiony menganggap chika adalah sahabat nya sendiri.

Chika menyipitkan matanya, ia tak percaya akan respon dari fiony.

" Kok lu bilang gitu sih fio?, Seharusnya lo tu senang karena sahabat lo, yang dulu sering galau kini nggak galau lagi.."

" Emang ketika lo sama aran, lo ngerasa galau?, Gua rasa nggak deh, buktinya pas di bawah kungkungan aran, gua denger suara kenikmatan, bukan suara kegalauan.."
Ucap fiony spontan, membuat Chika terbungkam.

" Gua nggak tahu ya chik, masalah lu sama aran, tapi, hargai juga perasaan dia ke lu chik-

" Nggak mungkin aran ada rasa sama gua fiony!."
Chika memotong perkataan fiony dengan cepat.
" Dia hanya mau tubuh gua dan uang gua.."
Lanjut nya.

" Emang pernah aran jajan pakai uang lu?,setahu gue nggak pernah sih, Kecuali lu yang minta.."
Ujar fiony dan lagi lagi chika bungkam.

" Kalo lo cuman menilai aran dari penilaian lo selama ini, lo salah chik!, aran tu ada rasa sama lo, cuman dia nunggu waktu yang tepat aja.."
Ucap fiony agar chika mengerti posisi aran.

" Ta - tapi fio, gua sama aran itu hanya nyaman, bukan cinta, kalo sama vion gua cinta, bahkan gua rela menjadi istri kedua dia, setelah di bercerai nanti.."
Jawaban chika, membuat fiony kehabisan kesabaran.

" Lo lupa chik?, Gimana vion ngehianati lo?, Dia selingkuh di hari pertunangan kalian, dia tidur dengan wanita jalang yang ia temui ntah dimana. Lu nggak lupa kejadian itu kan?, Apa mungkin lu lupa, karena rasa cinta lo kepada vion terlalu besar?, Atau lo lupain, dan maafin gitu aja?."

Chika memejamkan matanya, agar melupakan kejadian buruk yang pernah menimpanya, lalu menatap tajam wanita di hadapan nya ini, dengan tatapan bola mata yang jelas di depan nya ini bukan chika.

" Jangan ungkit itu, ingat!.".
Kata penekanan chika, berhasil membuat fiony terdiam.

" Aku suka lisa, hanya saja, diri ku masih ragu, apakah anak yang jauh lebih muda itu, bisa aku miliki?."
Ia bertanya entah kepada siapa au Thor pun tak tahu.

" Tapi tak bisa ku bohongi, jika aku sangat mencintai dan menyayangi vion, jauh di lubuk hati ku.."
Lanjutnya lagi.

Kenapa fiony diam?, Karena dia takut, yang di depan nya sekarang bukan Chika, melainkan yessica.

" CHIKA!!."
Entah suara hantu dari mana, chika dan fiony pun menoleh.

" Vion!."
Ujarnya, yang mana kini bola matanya telah kembali ke warna awal.

" Kau hah di sini hahh..."
Suara vion tersengal-sengal karena ia berlari cukup jauh, dari chika dan fiony duduk.

" Minumlah.."
Chika memberikan sebotol air putih kepada vion.

" Terimakasih sayang.."
Ujar vion sembari tersenyum manis ke arah chika.

Chika yang mendapat kan kata sayang, mendadak tersenyum bodoh, membuat fiony yang ada di sampingnya, memutar bola mata karena jengah.

" Chik, gua pergi dulu ya, gua mendadak ada kerjaan.."
Fiony pamit pergi duluan, sebenarnya bukan karena kerjaan, lebih tepatnya, merasa muak dengan sifat chika yang tak pernah berubah, yaitu selalu semena mena.

" Chika, kamu hari ini sibuk nggak sayang?."
Tanya vion sembari duduk di bangku, tempat fiony duduk tadi.

" Tidak ada, emang kenapa vion?."
Tanya chika, namun bukannya mendapat kan jawaban dari vion, malah mendapat kan ciuman dari bibir vion.

Chika terdiam, namun tak lama bibir vion melumat bibir Chika, mau tak mau chika pun membalas nya, toh rasanya juga nikmat.

Namun tanpa mereka sadari ada 2 laki laki yang memperhatikan mereka, 1 laki laki terkejot, dan 1 laki laki menatap sayu ke arah wanita yang ia cintai.

" Pulang aja yok ran!."
Ajak zee, aran pun mengangguk..



































Mumpung baik hati!!!

Btw chika kemarin alter ego kan?, Gua lupa sama cerita sendiri hehehe, dan gua malas baca.

Gua mau tanya warna mata nya chika kemarin pas berubah warna apa ya??

Sugar Mommy ( END ).Where stories live. Discover now