" BAIK ABA!." Aran terkejut saat nama lengkapnya di panggil, karena ia pikir itu adalah ayahnya.
" Gua masih muda ran, bahkan belum nikah ama fiony, jangan panggil aba, panggil kaya biasa aja, gua tahu lu galau, tapi jangan panggil gua aba juga njirr!.." Zee kesal karena aran memanggilnya aba.
" Yeee, gua pikir lu aba, lagian ngape lu panggil nama lengkap gua bangsat!." Bentak aran yang tak terima di salahkan.
" Ya lagian lu ngelamun, kek aba lu yang lagi nunggu ayam bertelor.."
" Ehh?, Emang lu kenal aba gua?."
" Nggak sih.."
" Tapi kok bener?."
" Apanya?."
" Apanya?."
" Yah apannya?."
" Au ah zee terang!." Kesal aran lalu pergi meninggalkan zee yang masih ngebug.
30 menit kemudian.
Aran telah sampai di kosnya, bahkan kini ia sedang rebahan di kamar. Aran melihat ke arah langit langit kamar, ntah apa yang ia pikir au thor pun nggak tahu.
" Kenapa ya cinta itu menyakitkan?." Gumam aran yang masih melihat langit langit kamar.
" Salah gua mencintai dia?, Atau salah kalo gua punya perasaan sama dia?.." Tanpa aran sadari kini matanya mulai berkaca kaca.
Aran membuang nafas gusar.
" Lebih baik kita nggak saling kenal,jika begini jadinya. Lebih baik jika aku tidak menerima kehadiran mu dari awal, jika sakitnya seperti ini.."
Aran memejamkan matanya cukup lama,untuk menetralkan nafasnya yang kini mulai sesak.
Aran menarik nafasnya dalam dalam lalu membuangnya dengan kasar, lalu kembali menatap langit kamarnya.
" Baiklah, jika begini maumu chik,aku berjanji tidak akan menganggumu bahkan tidak akan menelpon mu, jika kau menelponku akan aku tolak!." Aran bertekat untuk mulai menjauh dari chika.
Drzztt
Drzztt.
Aran menoleh ke arah hp nya yang kebetulan terletak di samping telinganya. Saat melihat nama siapa yang menelepon nya dengan cepat aran mengangkat telepon tersebut.
" Hallo chik?." Aran duluan lah yang berbicara, karena sangat senang chika menelpon nya.
" Hallo ran?, Apa bisa kita bertemu?."
" Tentu chik, tentu, kapan dan dimana?." Tanya aran tidak sabaran.
" Di kaffe depan perusahaan ku.."
" Ah baiklah aku akan kesana 5 menit lagi.."
" Baiklah.."
Tanpa ucapan salam terakhir, chika secara sepihak mematikan telpon tersebut. Aran melihat layar ponselnya dengan senyum lebarnya.
" Ok, mari bersiap siap.." Aran langsung berdiri dari kasurnya, lalu beranjak menuju kaffe yang dimaksud chika.
________
Tak memakan waktu yang lama, kini aran sudah sampai di kaffe yang chika maksud. Tanpa lama lama aran pun masuk kedalam kaffe dan mencari keberadaan chika yang mana chika sudah mengabari aran jika dirinya kini sudah berada di kaffe tersebut saat aran masih di perjalanan menuju kaffe.
" Ahh itu chika.." Aran bergumam saat menemukan chika, aran pun berjalan ke arah meja chika, dengan senyum lebar yang sampai sekarang masih belum luntur.
Setelah sampai di meja chika, aran pun menggeser bangku untuk duduk dihadapan chika,agar dia bisa melihat wajah cantik chika yang ia rindukan.
" Mulai hari ini gua harap lu nggak usah sok kenal dengan gua, dan jika kita punya hubungan gua ingin kita mengakhirinya mulai hari ini!!."
Aran yang tadinya hendak duduk dengan senyum lebarnya, Mendadak diam mematung di tempat. Bahkan senyum yang lebar tadi mendadak hilang begitu saja saat chika langsung berdiri dan meninggalkan kaffe tersebut setelah mengatakan hal itu.
Di waktu bersamaan..
" Pantas aja aran betah banget di Jakarta, orang kotanya segede gakban, noh tu gedung tinggi tinggi, kalo bunuh diri cocok ni gedung gedung.."
Dia pun mengambil foto yang terletak di dompet nya, lalu memandang foto tersebut sembari tersenyum manis, ke arah foto tersebut.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
( Ini au Thor dapat di pinterest, mohon izin nya🙏.."
" Sebentar lagi kita ketemu ran.." Dia tersenyum saat melihat foto pria yang dia bawa setiap permenit,detik dan perjam.
Tumben aje ini gua up date cepet, biasanya 3 bulan 1 kaki up date.
Btw ini ada yg cht au thor lewat wa, dan bilang " UP DATE THOR, JANGAN LUPA KALO ADA CERITA!."
Setiap hri di ingetin, smpai smpai gua apal ni kalimat..
