part 49

3.7K 277 11
                                    

Bismillah

                Pocong Itu Bapakku

#part 49

#R.D.Lestari.

Mereka serentak berdiri dan mendekat, mengelilingi Jodi. Kepo. Sedang ibunya Jodi dengan raut wajah khawatir, berlarian ke dalam rumah untuk mengganti pakaian dan membawa barang penting lainnya.

"Ayo, Jodi," ujarnya saat tiba di pintu depan dan mengunci pintu rumahnya.

Jodi mengangguk dan langsung naik ke atas motor. Ia memutar motornya saat ibunya sudah berada di dibelakangnya.

Mereka melesat begitu saja meninggalkan beberapa ibu-ibu yang masih bergosip di teras rumah.

***

Sementara di Rumah Sakit, Indah tampak begitu khawatir dengan keadaan Sudiro yang kini sedang mendapat perawatan di ruangan.

Indah sedari tadi menunggu di bangku panjang stainless seorang diri. Menunggui Bos-nya terasa seperti menunggui bapaknya sendiri.

"Ah, andai Pak Sudiro mau menerimaku, pasti Aku ...,"

Indah menghentikan ucapannya saat terdengar derap langkah kaki bersahutan dari ujung koridor. Ia mengangkat wajahnya dan refleks mengalihkan pandangan pada sumber suara.

Ia terkesima saat melihat Jodi dan ibunya mendekat ke arahnya. Tanpa sadar, Indah langsung berdiri dan melambai ke arah mereka.

Jodi langsung menarik tangan ibunya dan mempercepat langkah. Wajah kedua orang itu tampak panik.

"Bagaimana keadaan Bapak, In?" tanya istri Sudiro saat jarak mereka hanya beberapa langkah.

"Saya tidak tau, Bu. Dari tadi Bapak masih di dalam. Dokter juga belum keluar," jelas Indah.

Kriettt!

Bertepatan dengan itu, pintu terbuka perlahan. Serentak ketiga orang itu menatap ke arah pintu. Seorang dokter dan dua orang perawat keluarga silih berganti.

Istri Sudiro tak mau membuang kesempatan. Ia langsung mendekat dan menanyakan kondisi suaminya.

"Bagaimana keadaan suami Saya, Dokter?"

Dokter tadi langsung berhenti dan menatap ke arah istri Sudiro. Tersenyum simpul.

"Bapak Sudiro baik-baik saja, Bu. Sekarang sudah sadar dan sedang beristirahat," tukas Dokter yang berjenis kelamin laki-laki itu.

"Terima kasih, Pak,"

"Ya, Bu. Sama-sama. Silahkan Ibu masuk, Pak Sudiro sudah menunggu," ujarnya lembut sembari berlalu.

Istri Sudiro segera masuk ke dalam ruangan, menemui suaminya yang masih lemah di ranjang rumah sakit.

Sedang Jodi masih mematung di depan pintu ruangan sembari menatap Indah yang tertunduk menghindari tatapan Jodi.

"In ... apa kamu mau masuk?" tawar Jodi. Indah mengangkat wajahnya perlahan.

Ia sempat grogi saat tatapan mereka saling terpaut. Getaran halus menyusuri nadi seiring aliran darahnya. Indah salah tingkah.

"Ga usah, Kak. Biar Saya pulang saja. Pak Sudiro kan sudah siuman dan sudah ada Ibu yang menjaga di dalam," tolaknya sopan.

"Tapi, In. Setidaknya biar Bapak mengucapkan terima kasih secara langsung karena sudah menolongnya tadi," Jodi sedikit memaksa, yang membuat Indah semakin bingung untuk menolaknya.

"Saya ... takut, Kak," lirihnya seraya menunduk, menghindari tatapan Jodi
yang terasa semakin intens dan dalam. Membuat hatinya semakin berdegup kian kencang.

Dendam Arwah BapakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang