12. Mom

719 48 2
                                    

🌸🌸🌸

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

Rekomendasi lagu buat di putar di part kali ini : Cahaya - Feby Putri

•••

"Mau apa kamu ke sini?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mau apa kamu ke sini?"

Suara dingin yang menusuk itu berhasil menerobos benteng pertahanan Lea. Suara isakan yang sedari tadi gadis itu tahan bahkan langsung pecah dan menggema dengan begitu hebatnya.

Isakan yang tidak pernah keluar di saat Lea sedang menangis, kini malah bersuara dengan lantangnya di hadapan sang ibunda. Gadis itu seolah sedang mengadu kepada ibundanya tentang betapa sakit luka yang ia tanggung saat ini.

Lea terjatuh, ketika kedua lutut yang ia jadikan sebagai tumpuan tidak lagi sanggup menahan bobot tubuhnya.

"Maafin Lea, Ma...."

Begitulah isakan lirih Lea yang terdengar setelah sekian lama ia memilih bungkam. Gadis itu terlihat menggenggam erat tangan sang ibunda dan menciuminya berkali-kali.

"Apa maksud kamu Lea?"

Di balik suaranya yang dingin, dapat terlihat dengan jelas kerinduan yang mendalam di netra Tiara.

Tapi, entah kenapa baru sekarang semua hal itu disadari oleh Lea. Selama ini, seharusnya Lea menyadari hal tersebut. Selama ini, seharusnya Lea tau bahwa sang ibunda selalu menyembunyikan perasaannya. Seharusnya Lea tau, bahwa sang ibunda ternyata juga menyayangi dirinya.

Lagi dan lagi, seharusnya... Lea lebih peka dan peduli terhadap semua hal yang berkaitan dengan ibunya sendiri.

"Maafin Lea, Ma...."

"Lea bodoh. Lea bu-bukan anak yang ba-ik selama ini bu-buat Mama!"

"Le-Lea nyesal, Ma. Ken-kenapa Lea ba-baru sa-dar sekar-ang?"

Tangis Lea semakin pecah dengan isakan yang kian menguat. Gadis itu bahkan terbata-bata saat berucap lantaran napasnya yang sudah sangat tidak beraturan.

"Keluar sekarang dari sini, Lea."

Suara dingin sang ibu tidak membuat Lea gentar. Jika suara itu biasanya membuat ia takut, kini tidak lagi. Dengan isakannya, Lea langsung menggeleng kuat dan memeluk sang ibunda dengan sangat erat. Seakan-akan mamanya itu akan hilang jika ia lepas barang sedetik saja.

"Engga... Lea cuman ma-u peluk Mama. Lea cu-cuman mau di dek-at Mama... se-selamanya,"

Di saat tangisnya mereda, perlahan Lea pun melepas pelukannya. Gadis itu turut menghapusi jejak air mata di pipinya. Kemudian, ia mulai menatapi sang Ibunda dengan penuh kehangatan dan kasih sayang.

Hey, Alpha! [END]Where stories live. Discover now