32. Their childhood

432 35 3
                                    

🌸🌸🌸

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

Sebelumnya, aku saranin buat mutar lagu :

[ Liar Angin - Feby Putri ]

[ Liar Angin - Feby Putri ]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-Flashback On-

"Bunda lagi ngapain?" tanya seorang pria kecil ketika melihat sang ibunda yang sedang sibuk berkutat di dapurnya sedari tadi.

"Bunda mau nganterin makanan ke rumah tetangga kita." balas sang ibunda dengan senyuman hangatnya.

Anak lelaki itu tampak sedikit bingung dengan kegiatan ibunya. "Rumah yang warna abu-abu ya, Bun?"

"Iya Prameswara, gih sana kamu mandi dulu. Habis Bunda balik dari sana, nanti kita makan sama-sama!" seru sang ibunda dengan sebuah rantang yang sudah berada di tangannya.

"Tapi Bunda, kenapa Bunda sering ke sana? Keluarga mereka ga bisa masak sendiri ya? Tapi kan mereka ada pembantu!"

Wanita paruh baya itu tersenyum melihat anaknya yang sering kali bertanya seperti itu. Tampaknya, kali ini ia harus membiarkan putranya tersebut menemui sendiri tetangga mereka untuk menjawab pertanyaannya.

Ia pun berlutut, untuk menyamai tingginya dengan sang putra. "Bunda pernah bilang kan, kalau di sana ada anak seumuran Pram. Dan dia butuh Bunda, sayang," ucap wanita bernama Alexa tersebut dengan mengelus pelan rambut hitam milik putranya.

"Tapi Bunda... dia kan udah punya Bundanya sendiri. Kenapa harus sama Bunda? Kan dia bukan anaknya Bunda. Anaknya Bunda cuman Pram!" ketus Prameswara kecil sedikit tidak terima harus melihat bundanya menyayangi anak lain selain dirinya.

"Yaudah, Pram belum pernah lihat anaknya kan? Ayo ikut Bunda!" ajak Alexa beranjak berdiri.

"Ga mau ah! Pram ga mau lihat orang yang udah ambil perhatian bunda!"

Alexa hampir saja tertawa melihat putra satu-satunya itu cemburu. Namun sebisa mungkin ia tahan tawanya dengan menampilkan sebuah senyuman lebar.

"Yakin ga mau ikut? Pram belum pernah loh lihat tetangga kita yang ini."

Melihat anaknya yang terus setia diam di tempat membuat wanita kepala dua itu menggeleng pelan.

"Yaudah bunda pergi dulu ya."

Akhirnya, Alexa pergi sembari menenteng rantang dan sebuah paperbag berwarna pink di tangannya. Baru sampai di depan pintu, ia dapat mendengar dengan jelas suara larian sang anak yang kemudian langsung memeluk kakinya begitu cepat.

"Pram mau ikut Bunda."

Wanita itu tersenyum sembari mengelus rambut putranya penuh sayang. "Iya, yuk kita pergi!"

Hey, Alpha! [END]Where stories live. Discover now