34. Lengkara Untuk Bahagia

434 33 1
                                    

🌸🌸🌸

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

Sebelumnya, aku saranin buat mutar lagu :

[ Alih - Feby Putri ]

[ Alih - Feby Putri ]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Shsshh.."

Ringisan pelan yang keluar dari bibir seorang gadis yang sedang terbaring di sebuah ranjang berhasil membuat Alpha langsung bangkit dari duduknya.

Alpha mulai membantu Lea untuk terduduk dengan menyusun bantal di belakang punggung gadis itu sebagai sandarannya.

"Ada yang sakit Le?" tanyanya dengan raut khawatir yang begitu kentara.

"E-engga, kenapa gue bis-- Mama? Alpha, gimana sama keadaan Mama gue?" tanya Lea yang terdengar sangat panik.

"Kondisi Mama lo... kritis, Le. Maaf, gue ga bisa bantuin lo di saat-saat kaya gini."

Lea menggeleng pelan dengan air mata yang mulai menggenang. "Mama..."

Ceklek

Kedua insan itu seketika langsung melirik ke arah pintu masuk ruangan. Di sana, mereka dapat melihat dengan jelas sesosok pria yang berwajah mirip seperti Lea.

Dia Alexandra Ignacio Hamish. Kakak lelaki Lea, dan satu-satunya saudara kandung gadis itu.

"Lo bisa keluar bentar? Gue mau bicara sama dia!" ucap Xandra kepada Alpha.

Jujur, Alpha tidak rela. Namun, ia juga tahu bahwa ia tidak mempunyai hak apa-apa untuk mencampuri urusan kedua saudara kandung tersebut.

"Le, gue keluar bentar ya?"

Lea mengangguk. Membiarkan Alpha beranjak dan keluar dari kamarnya. Setelah lelaki itu benar-benar pergi, Lea pun mengalihkan pandangan ke arah abangnya.

Xandra mulai menduduki diri di kursi sebelah hospital bed sang adik. "Lo benar-benar ga becus ya jagain Mama!"

"Gue salah nitipin Mama ke orang yang ga berguna kaya lo!"

"Kenapa ya gue punya adek yang cuman bisa jadi pembawa sial kaya lo?"

Beberapa kalimat dari abangnya itu sukses membuat Lea bungkam. Belum selesai rasa keterkejutannya dengan kejadian yang menimpa sang ibunda. Kini ia malah kedatangan sang saudara yang sangat sukses menghantam sisa-sisa kesadaran miliknya.

"Abang mungkin gampang ngomong kaya gitu. Abang ga pernah tau gimana rasanya di posisi aku..."

"Iya, mungkin selama ini aku cuman bisa cari masalah. Aku cuman bisa nambahin beban keluarga kita,"

"Aku juga terlihat kurang peduli sama Mama. Tapi apa Abang tau?"

"Selama ini aku juga selalu berusaha keras memikirkan solusi untuk masalah keluarga kita. Aku terus berjuang supaya keluarga kita bisa utuh lagi,"

Hey, Alpha! [END]Where stories live. Discover now