17. Dua Lara

471 35 0
                                    

🌸🌸🌸

~𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰~

•••

"Ya ga perlu ngagetin juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ya ga perlu ngagetin juga. Jantung gue rasanya kaya mau copot, Rav. Lagian--"

"--kalau jantung gue copot, lo mau ganti hah?" tanya Lea yang berhasil mendatangkan sebuah sentilan kecil mendarat di dahinya.

"Alayyy!"

Lea langsung bersungut kesal ketika mendapat tanggapan yang kurang memuaskan dari Ravindra. Namun, entah mengapa perempuan itu secara tiba-tiba merubah ekspresinya menjadi serius.

"Eh Rav," ucap Lea seraya memegangi dada kirinya.

Ravindra yang melihatnya tentu saja menjadi khawatir. Pasalnya, ekspresi Lea sangat-sangat serius saat itu. Ekspresi gadis itu saat ini seolah sedang menahan rasa sakit yang hebat, sehingga Ravindra semakin panik dibuatnya.

"Detak jantung gue kok ga ada ya?"

"Gara-gara lo nih, Rav!"

Mendengar pernyataan random Lea sukses membuat Ravindra menepuk jidatnya pelan. "Astaga Le! Gue kira lo kenapa-napa!"

"Makanya dulu pas pembagian kewarasan, lo seharusnya antre paling depan. Kan jadi lola gini lo!" Ravindra tidak habis pikir saat melihat Lea yang masih terlihat fokus memegangi sebelah dadanya.

"Udahan dramanya woy!"

"Lagian lo ngapain menung-menung di sini?" lanjut Ravindra bertanya.

"Nangkap kuyang!" jawab Lea sangat datar sehingga berhasil memancing gelak tawa milik Ravindra.

"Kuyang apaan yang ada di sini? Ngada-ngada lo!"

"Ih biarin! Mana tau gue dapat kuyang imut yang kecil, versi kemasan sachet yang kaya kunti bogel itu!"

"Udah ah ayo pulang. Kalo gini terus, bisa-bisa gue juga yang bakalan gila!" ujar Ravindra seraya melangkahkan kakinya menuju sebuah motor sport berwarna merah yang berada tidak jauh dari posisi mereka berdiri saat ini.

Ravindra memberikan sebuah helm kepada Lea yang langsung diterima gadis itu dengan baik.

"Mampir ke rumah gue dulu ya? Gue mau beliin sama nganterin pesanannya Ana."

"Lah? Ana di rumah lo?"

Ravindra mengangguk. "Tantenya lagi pergi ke luar kota selama seminggu. ART di rumahnya juga pulang kampung. Jadi, ga ada yang bisa ngerawat kalo dia di rumahnya sendirian pas sakit kaya gini,"

"Setidaknya di rumah gue, dia bisa di rawat Bi Hanum."

Lea menganggukkan kepalanya paham. "Tapi bokap nyokap lo gimana?"

Hey, Alpha! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang