Part 12

22 3 0
                                    

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

"Dan kau siapa?"

"Aku penggantinya."

Tentu Farenza tidak percaya begitu saja. Ia melihat tangan pria itu yang basah. Sepertinya baru saja mencuci tangan.

"Berikan aku sepasang senapan kualitas tinggi beserta kelengkapannya termasuk silencer," ucap Farenza sembari merogoh saku di dalam jasnya.

Pria berambut pirang itu mengangguk. Ada senapan di tangannya yang disembunyikan di balik meja resepsionis.

"Tentu." Pria berambut pirang itu mengeluarkan senapannya dan bersiap menembak Farenza.

Namun, Farenza lebih cepat mengambil pistol dari dalam jasnya dan menembak lengan pria itu.

Terjadi baku tembak di dalam ruangan. Farenza bersembunyi di balik rak buku, sementara pria berambut pirang itu bersembunyi di bawah meja resepsionis.

Farenza terbelalak melihat seonggok daging yang berserakan di lantai dan darah segar di sekitarnya. Farenza yakin jika itu adalah mayat Sam yang meledakkan diri seperti yang diceritakan oleh pria berambut pirang.

Sebuah bola kecil terlempar ke arahnya. Kedua mata Farenza terbelalak. Ia segera berguling dan menjauh dari bola tersebut. Bola itu pun meledak. Ternyata itu adalah bom.

Pria berambut pirang mengambil senapan yang lebih canggih. Ia menembaki rak buku tempat persembunyian Farenza hingga roboh dan hancur hanya dengan tiga kali tembakan.

Pria berambut pirang itu tidak melihat keberadaan Farenza. Tiba-tiba akuarium di sampingnya pecah terkena tembakan.

Farenza tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia menerjang dada si pirang saat lengah.

Mereka berdua pun berkelahi dan menembak di jarak yang dekat. Tampaknya si pirang bukanlah lawan yang bisa diremehkan. Ia bisa mengimbangi Farenza dan perkelahian mereka berlangsung sengit.

Farenza memukul wajah pria itu. Dirinya juga mendapatkan pukulan di bagian perut.

Pria itu mengeluarkan pisau, begitu pula dengan Farenza. Mereka kembali beradu kelihaian dalam menggunakan pisau.

Namun, Farenza harus terluka di bagian dada dan pinggangnya karena sayatan pisau pria berambut pirang itu.

"Karena aku tidak mendapatkan kepala Samuel Smith, maka aku harus mendapatkan kepalamu, Predator!"

Farenza membanting tubuh pria itu ke meja resepsionis hingga mejanya hancur.

Tidak ingin menyerah apalagi putus asa, pria itu kembali bangkit dan menyerang Farenza.

Membutuhkan waktu lebih dari 40 menit untuk menumbangkan pria itu.

Farenza melilit leher pria itu dan berniat mematahkannya.

Namun, pria itu bersuara, "Apakah kau yakin istrimu baik-baik saja saat ini?"

Farenza mengernyit.

Pria itu tertawa. "Mungkin mereka sudah menemukannya dan membunuhnya."

Farenza semakin marah mendengar itu. Ia mengeratkan tangannya di leher pria itu.

"Atau mungkin mereka memperkosanya terlebih dahulu sebelum dibunuh? Bukakan dia sangat cantik dan seksi? Siapa yang akan tahan ketika melihatnya telanjang?"

Farenza menggeram marah dan langsung mematahkan leher pria itu hingga tewas saat itu juga.

Setelah membunuh pria berambut pirang itu dan mengambil beberapa senjata, Farenza segera pulang ke rumah. Dalam perjalanan, ia menelepon Neissya, tapi tidak diangkat.

AMOREVOLOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang