Part 14

24 2 0
                                    

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Suatu hari di jam istirahat, Neissya sedang membeli makanan dari pedagang kaki lima yang dekat dengan kantornya. Tiba-tiba seorang anak kecil menghampirinya dan memberikan sebuah roti lapis pada Neissya.

"Siapa yang menitipkan ini padamu, Dek?" tanya Neissya.

Bukannya memberikan jawaban, anak kecil itu malah berlari pergi.

Neissya pun kembali ke kantornya. Ia membuka roti lapis tersebut. Di dalamnya ada plastik kecil berisi secarik kertas yang dilipat. Neissya pun membukanya ternyata itu adalah kode assassin.

Tanpa kesulitan, Neissya menerjemahkannya.

Mungkin Besok.

Neissya tahu kalau pesan tersebut dikirim oleh Rouvin melalui anak kecil tadi.

"Apanya yang besok?"

Neissya mengambil ponselnya untuk menghubungi Rouvin. Namun, ia baru ingat kalau Rouvin tidak menggunakan SIM card biasa (yang tidak akan meninggalkan jejak atau riwayat panggilan karena nomornya kosong). Jadi, Neissya tidak bisa menghubunginya.

Ponsel Neissya bergetar menandakan ada panggilan yang masuk. Ia melihat penelepon tak bernomor. Neissya segera mengangkatnya.

"Kau sudah membaca pesan kode dariku?" tanya Rouvin dari seberang sana.

"Ya." Neissya menganggukkan kepalanya seolah sedang berhadapan langsung dengan Rouvin.

"Besok mereka akan datang dan memperebutkan kepalamu," ujar Rouvin.

"Kau tahu dari mana?" tanya Neissya penuh selidik.

Rouvin menjawab, "Aku mendengar kabar kalau beberapa assassin sedang berlomba saling membunuh untuk mendapatkan kepala paling mahal. Beberapa nama orang yang berada di atas kita satu per satu mulai mati dan nama kita semakin lama semakin naik ke atas. Apakah kau sadar bahwa saat ini kepalamu berada diurutan ke-2?"

"Siapa yang pertama?" tanya Neissya dengan polosnya.

"Seorang assassin bernama Predator. Aku tidak tahu siapa dia. Kau mengenalnya?"

"Tidak, aku tidak mengenalnya. Tapi, aku sering melihat namanya yang bertengger di daftar 5 besar kepala yang diincar," sahut Neissya.

Hening.

Neissya kembali bersuara, "Semoga saja mereka mengejar si Predator, bukan aku. Harga kepalanya jauh lebih mahal."

Neissya memasukkan kertas tersebut ke saku jasnya.

☽༓☾

Keesokan harinya, Neissya meliburkan para pekerja. Setelah menyantap bubur yang dibuat Farenza, Neissya pun pergi ke perusahaan. Kebetulan Farenza juga sudah pergi duluan ke kantor. Sebelumnya ia menuliskan catatan kalau-kalau Farenza pulang duluan ke rumah. 

Dalam perjalanan ketika menyetir, Neissya menelepon Departemen Pembersih. "Sepertinya akan ada pembersihan besar-besaran di lokasi yang aku kirimkan. Tolong bawa lebih banyak kantong jenazah."

Sesampainya di kantornya yang sepi, Neissya memasuki ruangannya. Ia membuka ruangan rahasia yang isinya terdapat banyak senjata tajam mau pun senjata api. Ia mengambil beberapa pistol dan senapan berserta alat peredamnya. Ia juga mengambil koper hitam dari dalam laci.

AMOREVOLOUSWhere stories live. Discover now