Part 06

19 0 0
                                    

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Farenza menghentikan mobilnya di depan perusahaan bengkel milik Neissya. Ia menelepon istrinya dan memberitahunya kalau dirinya sudah tiba untuk menjemput.

Tak lama kemudian, Neissya keluar dari bangunan bengkel. Ia memasuki mobil suaminya. Neissya mengernyit melihat Farenza yang memakai kaos berwarna hitam dan celana jeans panjang.

Farenza melajukan mobilnya sambil berkata, "AC di ruangan kantorku rusak. Aku merasa gerah, jadi aku mandi di kantor dan berganti pakaian."

"Oh," hanya itu yang keluar dari mulut Neissya.

"Setelah makan malam, kita akan pergi ke mall dan membeli jaket favoritmu yang aku hilangkan tempo hari," ucap Farenza.

"Tidak perlu," sahut Neissya.

"Kenapa?" Farenza melirik sekilas ke arah istrinya.

"Tidak apa-apa," jawab Neissya pendek.

Sesampainya di restoran yang direkomendasikan Neissya, mereka pun makan malam bersama. Farenza melihat sikap Neissya agak berubah, ditandai dengan ekspresi tertekan di wajah istrinya itu. Meskipun sebenarnya Neissya berusaha menyembunyikan ekspresi tersebut, tapi Farenza bisa membacanya.

Setelah makan malam, mereka pulang ke rumah. Saat tiba di rumah, Neissya pergi ke kamar mandi dan memuntahkan makanan yang baru saja dimakannya di restoran. Ia memegangi kepalanya yang terasa sakit.

"Sayang?" Farenza mengetuk pintu kamar mandi.

Neissya menoleh ke pintu. Ia segera menyalakan kran wastafel untuk menyiram muntahannya. Ia tidak ingin Farenza melihatnya dan mengkhawatirkannya.

"Iya?" Neissya segera keluar dari kamar mandi sambil mengusap bibirnya dengan tisu.

Farenza menatap Neissya dengan ekspresi khawatir. "Apa kau baik-baik saja? Aku mendengar suaramu seperti sedang muntah."

"Ah, aku tidak apa-apa. Sepertinya makanan yang kita makan tadi di restoran mengandung seafood, jadi aku mual," jawab Neissya.

"Apa kau masuk angin? Aku akan mengambil minyak angin," kata Farenza.

Neissya menggeleng sembari meraih tangan Farenza. "Aku baik-baik saja."

Farenza tampak berpikir. "Apa mungkin kau hamil?"

"Hamil?" Neissya memundurkan wajahnya.

"Mungkin saja. Bulan ini kau belum menstruasi, kan?" Farenza membuka laci dan mencari sesuatu. Ternyata ia mengambil testpack. Farenza menyerahkannya pada Neissya.

"Bagaimana cara menggunakannya?" tanya Neissya dengan ekspresi polos.

"Aku akan membantumu." Farenza yang berotak mesum pun tersenyum evil.

"Mungkin ada tutorial cara menggunakannya di belakang kemasan," ucap Neissya dengan nada setengah bertanya.

Senyuman Farenza memudar. Tapi, ia tidak kehabisan akal. "Tenang saja, aku tahu cara menggunakannya."

Neissya menatap suaminya dengan tatapan penuh kecurigaan. "Dari mana kau tahu cara menggunakannya? Kau, kan, pria."

"Memangnya kenapa kalau aku tahu cara menggunakannya? Aku mencari-cari tutorial menggunakan benda ini di Youtube. Aku harus siap siaga saat suatu hari nanti hal ini terjadi," jawab Farenza.

Neissya tidak memberikan tanggapan.

Farenza merangkul istrinya dan membawanya masuk ke dalam kamar mandi. "Katanya kau mau punya bayi, kan? Jadi, ayo kita periksa."

AMOREVOLOUSWhere stories live. Discover now