Part 15

30 2 0
                                    

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Tiba-tiba sebuah tembakan melesat ke jendela kantor hingga pecah. Neissya berteriak kaget. Ia pun segera bertiarap dan mengakhiri telepon dengan Farenza secara sepihak.

Sementara Rouvin terlihat begitu santai memasang silencer ke senapannya sembari duduk.

Di gedung seberang terlihat ada sniper yang sedang membidik ke arah ruangan kantor Neissya dengan senapannya.

Neissya bersembunyi di balik sofa dengan senapan di tangannya. Ia pun membidikkan senapannya ke arah sniper yang jauh di seberang sana. Saat target terkunci oleh lensa senapan, Neissya menarik pelatuknya. Si sniper pun tumbang.

Rouvin melihat ada sniper lain di titik yang berbeda di gedung seberang. "Mereka tidak sendirian."

Terjadilah baku tembak antara sniper dari gedung seberang dengan Neissya dan Rouvin yang santai. Penembak jitu jarak jauh itu pun satu per satu jatuh.

Bahkan ada orang yang masuk ke dalam ruangan dengan memecahkan jendela.

Rouvin akhirnya berdiri dan berkelahi dengan orang-orang itu.

Setelah yakin para sniper itu sudah tewas semua, Neissya mengganti senjatanya dengan pistol. Ia menembaki orang-orang yang berkelahi dengan Rouvin.

Rouvin menembak orang di depannya dengan senapan di tangannya hingga tewas seketika. Percikan darah menodai wajah tampannya.

"Ah, sebenarnya aku sedang malas bergerak." Rouvin pun kembali duduk sambil mengambil tisu dari meja untuk mengelap darah di wajahnya.

Neissya memutar bola matanya melihat ke-mager-an teman lamanya itu.

Tiba-tiba terdengar suara knop pintu ditarik. Pandangan mereka berdua teralihkan ke pintu.

Neissya menodongkan pistolnya ke pintu tersebut.

⋅∘∙⊱⋅•⋅ Flashback Off ∘∙⊱⋅•⋅

Ternyata Farenza yang datang. Neissya terkejut dalam diam karena kepergok suaminya memegang pistol.

Farenza juga terkejut saat melihat Neissya memegang pistol dan diarahkan padanya. Farenza melihat ke arah Rouvin yang duduk di kursi dan juga tengah melihat ke arahnya.

Seseorang muncul di belakang Farenza dan akan memukulnya menggunakan kapak di tangannya.

"Jangan bergerak," kata Neissya. Ia menarik pelatuknya.

Farenza menutup matanya. Peluru itu melesat melewati Farenza dan mengenai dahi orang yang membawa kapak di belakang Farenza.

Pria itu pun tewas seketika.

Farenza kembali membuka matanya. Ia melihat ke belakang. Farenza terkejut melihat mayat pria yang barusan ditembak oleh Neissya.

"Apa yang kau lakukan di sini? Ini berbahaya!" gerutu Neissya.

Farenza kembali menatap ke arah Neissya dengan tatapan bingung.

Muncul beberapa sniper dan bersiaga beberapa titik di gedung seberang. Mereka menembak ke kaca ruangan Neissya hingga jendela kaca di ruangan itu benar-benar hancur.

Neissya segera menarik Farenza dan membawanya bersembunyi di bawah meja.

Farenza melihat Neissya yang cekatan saat mengisi ulang peluru dan memasang silencer di pistolnya. Ia tidak bisa berkata-kata lagi.

Farenza tidak mengira bahwa istrinya yang tidak bisa mengangkat galon dan memasang gas ini ternyata mampu menggunakan pistol dengan teknik dan kelihaian yang luar biasa.

AMOREVOLOUSWhere stories live. Discover now