Part 16

26 2 0
                                    

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

"Hanya karena kau assassin, bukan berarti kau bisa seenaknya menyuruh suamimu bersantai saat kau sendiri sedang berada dalam bahaya."

Neissya terdiam. Ia tidak bisa menampik ucapan suaminya.

Rouvin menatap Neissya yang bungkam. "Biarkan saja dia berceloteh. Departemen Pembersih akan menyuntiknya saat mereka datang nanti."

Farenza melirik Rouvin sembari bersuara, "Aku kebal terhadap racun, termasuk cairan penghilang ingatan pendek yang kau maksud."

Neissya mengernyit mendengar ucapan suaminya yang mengetahui banyak tentang dunia gelap assassin.

"Apakah kau seorang assassin?" tanya Neissya.

Farenza mengalihkan pandangannya. "Ya, aku memang assassin. Tapi, itu dulu. Aku berhenti dari 'pekerjaanku' dan ingin membuka lembaran baru."

Neissya mendengarkan, begitu juga dengan Rouvin.

"Aku ingin hidup normal." Farenza kembali menatap Neissya. "Apalagi setelah bertemu denganmu. Aku ingin menghabiskan sisa-sisa hidupku bersamamu dan anak-anak kita nanti."

Neissya tersenyum sendu. Ia tidak mengira akan bertemu dengan sesama mantan assassin yang sama-sama ingin memulai hidup baru dan melupakan masa lalu yang kelam.

Rouvin menatap Farenza. "Apakah kau Predator?"

Farenza tidak langsung menjawab, tapi sejurus kemudian ia menganggukkan kepalanya.

Neissya yang awalnya tenang menjadi panik lagi. "Apa?! Bagaimana bisa kau Predator?"

"Memangnya kenapa?" Farenza balik bertanya.

"Saat ini kau berada di peringkat satu!" gerutu Neissya.

"Aku tahu." Farenza menghela napas berat.

Tiba-tiba terdengar suara benda yang berjatuhan di atap.

"Mereka pasti menjatuhkan bom. Kita harus segera pergi dari sini," kata Rouvin.

Farenza mengernyit. "Mereka melakukannya secara terang-terangan? Bagaimana dengan warga sekitar yang melihat ini semua? Bangunan ini berada di tengah-tengah kota."

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan."

Sebuah helikopter terbang rendah di atas atap bangunan. Orang di dalamnya menjatuhkan bola-bola bom kecil ke atap kantor. Setelah itu, helikopter pun pergi.

Dalam waktu 20 detik, perusahaan bengkel Neissya pun meledak hebat.

Para warga panik mendengar ledakan itu. Mereka segera menjauh dari lokasi dan menelepon bantuan.

Beberapa orang berjas rapi keluar dari mobil-mobil yang terparkir di dekat kantor. Mereka adalah assassin yang bekerja sama memburu kepala assassin lain yang harganya lebih tinggi.

Orang-orang itu langsung memeriksa kantor yang sudah terbakar itu untuk mencari apa yang mereka cari.

Tak lama kemudian, pemadam kebakaran datang. Mereka memadamkan api yang berkobar.

Ketua pemadam kebakaran bertanya pada salah satu pria berjas yang mencurigakan itu, "Kalian siapa?"

Pria berjas itu menunjukkan name tag-nya. "Kami adalah anggota CIA yang sedang mencari assassin di tempat ini. Mohon bantuannya."

Pemadam kebakaran pun mempercayainya. Padahal mereka bukan CIA sungguhan. Seandainya mereka memang CIA sungguhan, bisa jadi mereka adalah oknum yang bekerja sambilan sebagai assassin atau sniper.

AMOREVOLOUSWhere stories live. Discover now