Part 13

23 2 0
                                    

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

⋅∘∙⊱⋅•⋅ Flashback On ∘∙⊱⋅•⋅

"Pulanglah lebih awal, kau harus menemuinya tepat waktu, jangan terlambat," kata Neissya pada Hilda.

"Terima kasih, Nyonya Hadrian. Kalau begitu, aku permisi." Hilda mengangguk hormat.

"Hati-hati di jalan, dandan yang cantik, yaaaa," sahut Neissya.

Hilda mengangguk. "Iya."

Neissya tersenyum sambil melihat punggung Hilda yang menghilang di balik pintu. "Gadis seumurannya harus menikmati masa muda yang menyenangkan."

Tiba-tiba ponsel Neissya di meja berdering. Ia mengambilnya dan melihat ada telepon yang masuk, tapi tidak ada nomor dan juga namanya. Neissya mengernyit. Meskipun begitu, ia tetap mengangkat panggilan tak dikenal itu.

"Halo?"

Tidak ada jawaban dari seberang sana.

"Halo? Dengan siapa ini?" Neissya kembali bersuara.

Masih tidak ada jawaban.

Ketika Neissya akan mengakhiri panggilannya dengan sepihak, si penelepon pun bersuara, "Athena?"

Neissya membeku mendengar suara baritone itu.

"Athena, apakah kau melupakanku?"

Akhirnya Neissya memilih untuk angkat bicara, "Kenapa kau menghubungiku, Rouvin?"

Pria bernama Rouvin yang tak lain adalah pria berambut cepak menjawab, "Ada assassin berbahaya yang sedang mengincar kepalamu saat ini. Lebih baik kau berhati-hati."

"Aku sudah berhenti menjadi assassin. Aku sudah melewati masa pemutihan, tapi kenapa mereka terus mengejarku?" gerutu Neissya.

Ya, Neissya adalah mantan assassin sama halnya dengan Farenza. Nama lain Neissya sewaktu masih menjadi assassin adalah Athena.

"Ini bukan lagi masalah mengenai apakah kau assassin atau bukan, tapi harga kepalamu. Kau berada di urutan ke-8 untuk saat ini. Justru karena kau mantan assassin yang hebat, maka kepalamu sangat diinginkan oleh banyak pihak," jelas Rouvin.

"Kau pikir aku percaya padamu? Bagaimana jika sebenarnya kau yang ingin menjebakku dan mendapatkan kepalaku?" timpal Neissya.

Rouvin menyahut, "Terserah padamu mau mempercayai perkataanku atau tidak. Aku mengatakan ini karena aku peduli dan khawatir padamu. Aku harap kau menjaga diri. Dalam satu bulan ini ada 11 kepala assassin yang berhasil didapatkan oleh assassin lain. Aku harap kita tidak akan pernah mengalaminya."

Neissya tidak menanggapi perkataan Rouvin. Ia merenung dan mencerna ucapan pria itu.

"Ingatlah, tidak semua assassin mentaati peraturan. Mereka bisa melakukan hal di luar kendali. Mungkin saja ada psikopat yang masuk ke dalam organisasi assassin hanya untuk bersenang-senang membunuh orang," sambung Rouvin.

Neissya menghela napas berat.

"Aku tahu sekarang kau punya kehidupan baru dengan suamimu. Bukankah sebaiknya kau melepaskannya agar dia tidak terlibat dalam bahaya?" tanya Rouvin.

"Aku akan melindunginya, aku akan melindungi suamiku," sahut Neissya.

Rouvin tersenyum getir. "Kau sangat mencintainya?"

Neissya tidak menjawab.

Karena perkataan Rouvin, Neissya  merasa khawatir dan tertekan. Itulah yang membuatnya mengalami stres berat. Neissya mengkhawatirkan keselamatan suaminya yang tidak selamanya berada dalam pengawasannya.

AMOREVOLOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang