|23| HALCYON

83 8 0
                                    

| Ini hanya tentang detak jarum jam yang terus berputar merubah semuanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

| Ini hanya tentang detak jarum jam yang terus berputar merubah semuanya. |


HELLO!
JANGAN LUPA ISTIRAHAT YA.

SELAMAT MEMBACA!
________________________


      Hari berjalan begitu cepat. Tidak di sangkanya, sebulan bersama Mafioso telah terlewati dengan banyak hal yang terjadi. Sudah sebulan juga Arella masih terus bersembunyi dari kecurigaan orang tuanya dan sang Kakak. Semuanya baik-baik saja sampai hari ini, Kezia selalu ada bersamanya dengan sejuta kebohongan gadis itu.

     Jika pada awalnya Arella begitu mentah-mentah menolak ajakan Leo untuk bergabung dengan mereka di Mafioso. Gadis yang selalu menjaga dirinya agar tidak berurusan dengan hal-hal hitam seperti ini justru perlahan mulai mendalaminya. Arella selalu menganggap bahwa seluruh geng terpandang buruk. Tidak ada satupun yang baik.

     Seperti kata Leo padanya, Mafioso dulunya geng yang tidak ingin dilihat banyak orang. Sebatas perkumpulan remaja dimana hanya untuk menghilangkan penat seharian. Kegiatan Mafioso dahulu hanya sebatas nongkrong sambil bercanda gurau saja.

     "Geng ini mau di namain apa nih?" saat itu seorang dengan seragam SMA-nya berdiri diantara lingkaran teman-temannya, itu adalah Vero.

     Satu darinya melemparinya dengan cangkang kacang, "Jangan alay deh, lu." Itu adalah Veno.

     Tawa kecil dari mereka mendominasi ketika Vero memasang wajah kesal ke arah Veno, "Lah kita ngumpul gini juga juga masa gak ada namanya? Gue setuju, Ver. Kita harus namain nih perkumpulan!" Jojo menimpali.

     "Gimana, Yo?"

     "Terserah lo semua."

     "Bang! Bang Affaa!" Vero berlari menghampiri Afla yang tengah menyiapkan minuman di dapur.

     "Apa sih? Ribut banget jadi lakik!" sentak Afla.

     "Lo setuju nggak kalo kita namain perkumpulan ini?"

     "Jamet pasti ini."

     "Kok jamet sih? Ijo lumut gimana?" katanya selesai mengoogle 'nama geng' di ponselnya.

     "Gak ada nama lain apa dari nama itu?" Sean membeo dengan tampang tidak setuju sedang memisahkan kuaci dari kulitnya tapi malah selalu di comot Jojo dan Veno.

     "Tau! Lo kira-kira dikit lah. Tampang gue kek gini malah loh rendahin sama nama gengnya. Apaan ijo lumut? Lo kira tembok apa?" sambung Veno makin meraup kuaci dari wadah yang disediakan Sean tanpa laki-laki itu tahu.

MAFIOSO Where stories live. Discover now