|40| LAST SECOND

53 7 3
                                    

HELOOOWW!
SUDAH TIDAK TERASA MAFIOSO SUDAH PART 40 SAJA.
TERIMAKASIH SUDAH MENEMANI SAMPAI PART INI.

WAH GAYS, SEPERTINYA MAFIOSO SUDAH TERLIHAT HILAL TAMATNYA.
GAK SABARRR!!

KIRA-KIRA AKHIRNYA GIMANA YA?
APAKAH SAD ENDING?
NO?
HAPPY ENDING?
EMM KALIAN HARUS MILIH NIH, MAU SAD APA HAPPY.

TAPI SEPERTINYA KALIAN AKAN MEMILIH HAPPY ENDING.
KARENA SELAMA INI SELALU BAIK-BAIK AJA KAN?
BAIKLAH, KITA AKAN BERTEMU DENGAN PART YANG MUNGKIN AKAN MEMBUAT KALIAN CAPEK BACANYA.
OH NO! INI AKAN AKU BUAT UNTUK MENGAKHIRI KISAH INI.

BAGI YANG BACA PASTI KUATT!
WKWK.

SOO..

ENJOY TO READING!
____________________

      Semua tahu bahwa dendam adalah hal paling kejam dalam merusak. Seseorang yang dendam akan berubah menjadi gila dan menggila menciptakan banyak korban untuk membuat sasarannya ada di tangannya. Namun tak jarang ada yang dendam namun membuat satu rencana agar musuhnya mendapatkan kejahatan lain dari orang lain. Semua itu telah dibuat sedemikan rupa agar dia tak ada campur tangannya dalam permainan itu.

     Akan tetapi suatu ketika permainan itu memilih terbuka dari persembunyiannya. Entah dengan sendiri atau memang sudah semestinya waktu yang membukanya.

     "Terus lo mo apain dia?"

     "Adain pertemuan antara Mafioso dan Gamarios."

     "Tapi gak sekarang! Gue harus kasih waktu buat nih anak hirup udara segar sebelum lenyap di tangan Mafioso." tambahnya dengan penuh ketajaman menatap seseorang yang lebam duduk terikat di depan sana.

     "Kurung dia dan awasin, besok baru kita kasih ke Mafioso."

     Aldi berdiri, dari rautnya dia begitu tidak terima, "Apa gak kita habisin aja sekalian? Lo mo nunggu mereka? Menurut lo mereka bakal percaya?"

     Damian menatap temannya dan menepuk bahu pemuda itu, "Nama Gamarios akan jelek kalo kita gak ngasih tau ini semua sama mereka!"

     "Tapi, Dam. Kita gak butuh itu. Kita hanya perlu lenyapin nih orang terus udah masalah kita bakal kelar."

     Damian sedikit tersenyum, "Nggak. Masalah kita gak akan kelar. Gamarios dan Mafioso bakal tetap jadi musuh."

     "Jadi lo lagi pengen damai sama mereka?" kini Dito yang bertanya.

     "Jangan bilang kalo lo gini karena pengen minta maaf sama cewek lo itu?" tuduh Aldi.

     Damian berubah datar ketika tahu siapa yang baru saja di maksud Aldi. Matanya pun ikut memicing pada Aldi dan Dito.

     "Lo semua gak capek? Gak satu, dua bahkan lebih anggota Gamarios lenyap karna Mafioso --"

     "Dan lo takut kalo Mafioso buru lo lagi?" sebuah kalimat yang memotong kalimat Damian itu dari para cowok yang babak belur dengan darah mengalir di sudut bibirnya dan tubuh terikat.

MAFIOSO Where stories live. Discover now