|35| RENJANA

51 10 0
                                    

| Hati yang terbuka akan sulit untuk tertutup.
Begitupun sebaliknya,
Hati yang tertutup akan sulit untuk terbuka |

TERIMAKASIH
MASIH MENETAP!

PART INI PANJANG GEYS, PELAN-PELAN YA BACANYA!

...

SELAMAT MEMBACA!
____________________

     "Kamu kenapa setiap pulang selalu berakhir dengan luka kayak gini? Bunda lama-lama khawatir sama kamu di luar sana." hati ibu mana yang tak akan sakit-- ralat, kasih sayang ibu tak akan pernah membiarkan anaknya selalu di timpa kemalangan.

     Setiap kali seorang ibu bicara dengan suara meninggi, tugas kita hanya diam. Dia sedang mengeluarkan perasaan sakitnya ketika melihat anaknya yang biasa dia doakan selalu berakhir di timpa musibah lagi dan lagi. Arella menjadi anak yang diam ketika Bundanya sudah hampir setengah jam ini mengomelinya perihal plaster kapas di pipi gadis itu.

     "Bunda gak habis pikir sama kamu, Arella! Mau kerja ataupun libur kamu pasti pulang bawa luka."

     "Sekarang? Alasan buat luka ini apalagi? Jatoh? Gak sengaja kesenggol pisau? Kejedot? Apalagi?"

     "Bunda.."

     Aghna mengangkat tangannya, "Bunda jadi curiga sama kamu, selama ini kamu itu gak kerja kan? Atau kamu kerja tapi bukan di bagian asisten manager!"

     "Kok.."

     Sekali lagi, Aghna mengangkat tangannya tak membiarkan Arella bicara, "Kalo gini terus ... Lebih baik kamu berhenti dari pekerjaan kamu! Bunda gak mau kamu selalu pulang bawa luka, Arella."

     Arella tak terima, dia meraih tangan bundanya, "Jangan gitu Bunda! Kalo aku gak kerja, gimana lagi aku bisa dapet duit? Lagian ini luka bukan karena aku di kantor."

     "Oma bisa ngasih kamu uang! Turutin kata Bunda kamu!"

     "Omaa.." rengek Arella.

     "Arella.. dengerin kata Bunda. Bunda udah cukup khawatir sama kamu di luar sana. Pulang kadang sampe malem banget, bahkan sering pulang sama ini!" dia menyentuh kuat luka yang dibalut kapas itu.

     Arella meringis menyentuh lukanya, "Ini beneran gak sengaja kena kater kok waktu jengukin temen Arella."

     "Gak mungkin kamu sampe seceroboh itu, Arella!"

     "Bunda.." Arella melirik Kezia, dia memohon dalam tatapannya agar adiknya itu bisa lagi menolongnya.

     Tapi mungkin seperti ini interaksi mereka..

     "Jia! Bantu Kakak!"

     "Kali ini maaf, Kak. Jia gak bisa bantu."

     "Kenapa?"

     "Jia udah sering boong, ntar ntar uang jajan Jia yang jadi korban!"

     "Plis bantuin Kakak, kamu kan pinter boong."

     "Tau ah."

MAFIOSO Where stories live. Discover now