|45| TICKING; FINALLY WE ARE UNITED

25 6 2
                                    

HELLO!

LAMA YA?
MAAP!
YA PENTING AKU KEMBALI LAGI.
MARI KITA LANJUTKAN PERJUANGAN MAFIOSO.
SAMPAI MANA INGATAN KALIAN SOAL MAFIOSO?
EMM, ... SAMPAI ADA YANG KECEWA SAMA ALUR AKU MALAH MENEROBOS KE SESUATU YANG BERBAU FULGAR.
AKU PIKIR KALIAN AKAN SUKA.
MAAP!

TERIMAKASIH!

Kalian pasti bertanya-tanya kenapa BAB ini di publish kembali?
Yeah, mungkin bagi yang baru baca BAB ini gak akan ngerasa aneh atau semacamnya.
tapi bagi yang sudah sempat membaca BAB ini, aku sengaja unpublish sebelumnya kemudian aku revisi.
hidupku amat tidak tenang karena secuil bagian itu.
terlebih melihat banyak pendapat pendapat dari yg aku temui di fb, aku makin yakin buat segera mengubah kesalahan itu.
aku salah!
aku sudah memperbaikinya!
bagi yang baru baca, jangan cari tahu kesalahan dalam BAB ini yaa🙇
dan bagi yang sudah baca, aku harap kalian mau menerima alur yang udah aku rubah ini🙏
sekali lagi maaf🙏

______________________

     Dentingan gelas yang bertabrakan dengan sengaja, di angkat untuk merayakan sebuah kemenangan. Setelah semua yang telah terjadi, baru kali ini Mafioso merasakan damai yang begitu menyenangkan hati mereka. Awal dari kematian Sean membuat mereka selalu dihantui rasa bersalah namun untuk pertama kalinya mereka dapat tenang dengan sangat baik. Suara tawa yang ikut beradu dengan gelas yang di isi oleh cairan berwarna keunguan itu mendominasi kegiatan di ruang tengah Mafioso.

     "Lo gak di cariin, La?"

     Arella meneguk habis minumannya kemudian baru menggeleng.

     Tamara dan Alexa saling menatap satu sama lain, "Lo mabuk?" tanya Tamara lagi pada Arella.

     Arella menatapnya dengan mata yang mulai sayu, gadis itu pula tertawa hambar, "Nggak!" jawabnya.

     "Cari Leo, Arella mabuk!" Devira yang dari tadi memperhatikan langsung menyuruh Kezia.

     Kezia sempet berdecak ketika bangun dari duduknya, "Udah tau gak bisa minum, sok-sokan minum." cibirnya di sela jalan.

     "La, gue anter lo pulang gimana?" Alexa ikut bingung melihat Arella.

     Arella menggeleng cepat, "Nanti gue di marahin!"

     Alexa menggeleng, "Gue bisa bantu ngomong sama Bunda lo."

     Arella tersenyum kepadanya, dia berusaha membuka matanya agar bisa melihat dengan jelas setiap hal di depannya, "Alexa ... lo-- umm-" dia menutup mulutnya, merasakan sesuatu yang aneh ingin keluar dari dalam perut itu.

     Tanpa sepatah kata, gadis itu berlari cepat ke arah toilet. Baik Alexa, Tamara dan Devira panik hingga menyusul Arella. Kalau tahu begini Alexa tidak menyarankan ada alkohol di perayaan mereka. Mereka juga kesal dengan Vero yang menyuruh semua laki-laki ada di dalam ruang latihan. Dalilnya mau menguji kemampuan menembak Damian tapi sampai sekarang para lelaki itu tidak keluar dari ruangan tersebut.

     Kezia mengetuk cepat pintu ruangan itu ketika melihat Kakaknya sudah berlari menuju toilet. Entah untuk apa memanggil Leo, padahal kan mereka berempat masih bisa menangani Arella.

MAFIOSO Onde as histórias ganham vida. Descobre agora