Part 4 : Siapa kamu?

130 8 0
                                    

- • Happy Reading • -

Suara adzan berkumandang membuat seorang gadis yang tadinya terlelap lantas tersentak bangun dari tidurnya.

Netral indah itu mengerjapkan matanya menyadari bahwa dia ketiduran, tubuhnya terasa kaku dan pegal karena meringkuk selama beberapa jam.

Ia melihat sekeliling, keadaan rumah gelap dan hanya mendapat sinar samar dari cahaya matahari terbenam yang sedikit terhalau awan mendung.

Perlahan Aesa bangkit, merenggangkan otot dan persendiannya sampai berbunyi dan membuatnya lega. Satu persatu saklar lampu Aesa nyalakan, tak lupa mematikan televisi dan kipas serta menutup pintu.

Setelah semua lampu menyala sampai ke dapur, Aesa kembali ke ruang tamu untuk mengambil ponselnya. Secarik kertas kecil terselip di bawah benda pipih itu membuat Aesa kembali duduk untuk mengetahui isi dari kertas itu.
__________

Makanan di rantang aku taruh dalem tudung saji, buat makan malam ya

Indah
__________

Aesa tersenyum membacanya, ia bangkit tak lupa membawa ponsel yang akan diisi daya di kamar. Bergegas Aesa mengambil wudhu di kran belakang rumah lalu menunaikan serangkaian ibadah dengan lancar.

Aesa tidak begitu lapar namun karena makanan pemberian Indah sangat menggoda, ia makan sedikit sambil menemaninya belajar.

Nasi sambal ikan teri bersama tempe dan tumis kangkung menjadi menu makan malam Aesa. Sambil mengunyah dia tetap membaca buku, entah mengapa Aesa lebih ingin mengasah literasi Bahasa Inggrisnya.

Suara ketukan pintu mengagetkan Aesa, ucap salam seseorang dari balik pintu membuat Aesa mengintip dari celah gorden usang yang menutupi jendela.

Ternyata Indah, gadis itu benar-benar datang menemani Aesa belajar seperti yang ia minta lewat pesan singkat di ponselnya sebelum dia isi daya.

Aesa menjawab salam lalu membukakan pintu, dia persilahkan Indah masuk sembari merapikan meja ruang tamu.

"Ke kamar aja ya, Ndah".

"Loh, gak apa-apa?" tanya Indah yang baru saja akan duduk.

"Gak apa-apa, biar bisa rebahan" jawab Aesa lalu membawa rantang makanan kembali ke dapur.

Indah menunggu Aesa di depan pintu kamar, rasanya tidak sopan masuk ke dalam ruangan seseorang yang pemiliknya saja belum masuk ke dalamnya.

"Yuk!" Aesa datang lalu mengajak Indah masuk ke dalam kamarnya tanpa menutup pintu agar angin sepoi masuk ke dalam kamar lewat pintu utama yang sedikit terbuka.

Mereka mulai duduk di lantai tanpa keramik yang dingin, jika Indah tidak datang mungkin Aesa tidak akan tahu jika ada PR yang harus di kumpulkan besok.

"Tidur sini sekalian gak, Ndah?" tanya Aesa di tengah kegiatan mereka mengerjakan PR Matematika.

Indah tersenyum mengejek, "Takut ya".

Aesa berdecak, "Gak gitu, Ndah".

"Kapan-kapan aja, Bapak lagi di rumah jadi gak bisa minta ijin tiba-tiba gini" ujar Indah, "Kamu juga belum ketemu Bapak aku kan?".

"Ya udah deh" Aesa cemberut, Indah tertawa dibuatnya.

Keduanya kembali mengerjakan soal-soal, tidak mudah memang tapi Indah dengan senang hati membantu Aesa yang terus-terusan mengeluh.

Aesa bisa Matematika namun hanya sebatas bisa, tidak menguasai seluruh materi sampai rumus sehingga dapat mengerjakan hanya dengan menutup mata.

"Aku pulang ya, Es" pamit Indah.

My Lovely Ghost | SELESAIWhere stories live. Discover now