Part 18 : Foto

60 4 0
                                    

- • Happy Reading • -

"Kamu ini siswi baru, harusnya bisa jadi lebih baik bukan malah berani-beraninya bolos di jam pelajaran saya" omel Ibu guru dengan kacamata bulat yang bertengger di hidungnya.

Aesa hanya bisa menundukkan kepala, tak berani menatap mata Ibu guru yang sedang berkacak pinggang itu.

"Anak sekarang tuh emang susah dikasih tau" ketus Ibu guru itu sambil memperbaiki letak kacamatanya, "Besok pas ada jam pelajaran saya lagi, kamu di luar saja".

Ibu guru itu kemudian pergi begitu saja, kejadian tadi tak luput dari teman-teman sekelas yang menyaksikan Aesa dimarahi dari balik jendela kelas.

Gadis itu masuk ke dalam rumah, seisi kelas yang mulanya diam kini mulai saling berbisik.

Aesa tidak terkejut, dia sudah biasa ditatap seperti itu. Gadis itu duduk di bangkunya sambil menghela nafas menatap tempat duduk kosong di sebelahnya.

Masih ada dua mata pelajaran lagi sampai bel pulang berbunyi, dan Aesa sudah ingin segera berada di rumah.

Ia membuka ponsel yang tadi dia simpan di laci, pesan yang dia kirim ke Ibunya belum juga terbalas. Liam juga belum mengirim pesan padanya, setelah kedatangannya tempo hari hubungan mereka menjadi sedikit lebih dekat seperti dulu.

Sama seperti Indah yang mulai kembali berbicara dengan Bayu, walaupun masih berada dalam bayang-bayang mengerikan dari kekasih laki-laki itu.

Aesa meletakkan ponselnya saat guru datang, kini dia duduk sendiri lagi.

"Saya temani".

Gadis itu menoleh singkat melihat sosok laki-laki yang tadi berada bersamanya di taman belakang sudah duduk dengannya di bangku kosong milik Alya.

"Ngapain?" tanya Aesa pelan berusaha untuk tidak menarik perhatian teman-temannya.

"Cuma duduk" jawab Chandra, "Saya juga mau ikut belajar".

Aesa melihat ke arah Anis yang sedang berbisik dengan teman sebangkunya, "Ada apa, Nis?" tanya Aesa karena sepertinya mereka bukan sedang membicarakannya.

"Bau melati gak sih?" tanya balik Anis.

Netra Aesa melebar, sepertinya beberapa teman sekelasnya merasakan keberadaan Chandra di kelas ini.

"Ojo diilokno, Nis" sahut teman sebangkunya menampar lengan Anis kecil.

Pelajaran tetap berlanjut sampai Ibu guru hendak meninggalkan kelas saat anak didiknya mengerjakan contoh soal yang dia beri.

"Besok kita koreksi sama-sama ya" pesan Ibu guru sambil merapikan tasnya.

"Iya, Bu" balas mereka serentak.

Ibu guru setengah abad dengan paras yang masih cantik itu melangkah meninggalkan kelas.

Aesa menutup bukunya kemudian memijat pelipis serta matanya yang mulai pedih dan lelah. Chandra masih ada di sampingnya, duduk diam seperti anak kecil yang baru saja masuk sekolah dasar.

"Indah!" panggil Aesa, gadis itu beranjak menghampiri tempat duduk Indah.

"Nanti nginep lagi ya" pinta Aesa, "Aku lagi halangan" lanjutnya pelan.

"Iya" balas Indah singkat karena dia sedang sibuk mengerjakan soal, rajin sekali gadis ini.

Tersenyum Aesa lalu melangkah hendak kembali ke mejanya, sebelum itu diam kembali melirik Indah.

"Bagi contekan ya" pintanya lagi, Indah hanya berdeham sebagai jawaban membuat Aesa bersorak kecil.

***

My Lovely Ghost | SELESAIWhere stories live. Discover now