Part 27 : Kecewa

57 4 0
                                    

- • Happy Reading • -

Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian seorang gadis yang sedang duduk di kursi ruang tamu sambil menonton televisi.

Ia meletakkan kembali toples berisi keripik singkong itu di meja lalu beranjak untuk membukakan pintu.

"Indah!" gadis itu langsung menjatuhkan pelukannya, Indah membalas pelukan itu dengan sama eratnya.

"Orang tua kamu kemana, Es?" tanya Indah setelah melepas pelukannya.

"Udah pulang sore tadi" jawab Aesa, ia kemudian menarik Indah untuk masuk ke dalam rumah.

"Kata Budhe, kamu mau tidur di sini?".

Indah mengangguk antusias, "Iya, sepi kalau gak ada kamu" gadis itu sedih.

Aesa tersenyum mendengarnya, "Oh ya, besok pulang sekolah kita main yuk" ajak gadis itu, "Sama Alya juga"

"Kemana?" tanya Indah.

"Deket-deket sini" jawab Aesa.

Akan Aesa bawa teman-temannya ini ke tempat yang sering dia kunjungi bersama Chandra.

Kedua gadis itu bicara banyak hal atau lebih tepatnya Aesa yang banyak bicara. Indah suka mendengarkan karena suara Aesa membuatnya perlahan mulai mengantuk, jika Aesa menyadarinya maka gadis itu akan marah dan Indah hanya tertawa dibuatnya.

Seperti biasa, Indah akan tidur lebih dulu. Gadis itu terlihat sangat lelah di mata Aesa saat tertidur, pulas sekali.

Setelah hubungannya dengan sang Ayah membaik, Aesa juga lebih mudah untuk tidur. Tidak lagi ada perasaan dan pikiran yang kacau, berperang dengan ego memang sesulit itu.

Aesa menarik selimutnya kemudian memejamkan mata, suasana malam yang sunyi kini tidak lagi menjadi musuh melainkan menjadi teman yang memeluk di saat lelah.

Gadis itu terus di awasi oleh mata sayu sosok yang sedari tadi berdiri di balik pintu. Chandra berjalan halus mendekat tanpa menimbulkan suara, ia lalu duduk di lantai kamar yang sama dinginnya seperti tubuhnya.

Tangannya terulur menggapainya tangan Aesa yang menggantung di tepi ranjang karena memeluk guling yang kecil.

"Apa nyaman tidur seperti ini?" perlahan Chandra mengangkat dan meletakkan tangan Aesa di atas guling yang gadis itu peluk

Aesa terusik dalam tidurnya. Chandra tersenyum kecil, "Maaf ya" ucapnya.

Sosok itu bersandar pada meja belajar membuatnya lebih leluasa menatap wajah cantik Aesa saat si empu tengah tertidur.

"Saya tau kamu mau bantu" Chandra bicara seolah Aesa sedang mendengarkannya, "Jadi, gak apa-apa kalau saya pergi?".

Sepanjang malam, Chandra hanya duduk diam memandangi Aesa. Jika malam sudah sangat larut, sosok itu menghilang dengan sendirinya seiring dengan Aesa yang terbangun untuk pergi ke kamar mandi.

***

Sepeda ontel itu melaju kencang saat menuruni jalanan berbatu, seorang gadis yang mengendarainya tertawa riang.

"Indah! Aesa!" serunya saat melihat kedua temannya itu datang dari arah berlawanan sambil menuntun sepeda.

Ia menarik rem perlahan membuat sepeda nya berhenti tepat di depan Indah dan Aesa, "Hai" sapanya.

"Udah tau jalannya gak rata masih aja kayak gitu" cibir Indah.

"Kalau jatuh kan gak lucu, Al" tambah Aesa.

My Lovely Ghost | SELESAIWhere stories live. Discover now