Part 22 : Teman lama

65 4 0
                                    

- • Happy Reading • -

Acara telah selesai dan Anis kini berada di kamarnya, menatap keadaan luar melalui jendela yang tertutup dengan gorden yang terbuka memberi kesempatan pada cahaya matahari sore untuk masuk ke dalam ruangannya.

Alis tipis itu menukik melihat beberapa orang berjalan mendekat, muncul senyum tipis menyadari bahwa teman-temannya datang mengunjunginya.

Suara pintu terbuka membuat si empu menoleh melihat sang Ibu berdiri di sana, "Ono kancamu, Nduk".

"Enggeh, Bu" balas Anis kemudian beranjak keluar dari kamar begitu saja.

Sang Ibu hanya menggelengkan kepala kemudian pergi ke dapur untuk membuat minuman.

Anis menjerit kecil merentangkan tangan selebar yang dia bisa untuk memeluk ketiga temannya ini.

"Kok gak kondo loh nek ameh moro" ujar Anis sembari melepas pelukannya.

"Gak seru kalau bilang dulu, Nis" sahut Aesa.

Mereka dipersilahkan masuk bersamaan dengan Ibu Anis yang keluar membawa nampan berisi minuman.

Bergantian Indah dan Alya menyelami Ibunda Anis, sampai giliran Aesa membuat sang Ibu bertanya-tanya.

"Kok Ibu belum pernah liat yang ini ya, Nis?" tanya Ibu kepada anaknya.

"Temen baruku, Bu, dari Jakarta" jawab Anis.

"Oh dari kota toh, bisa sampe sini ya" Ibu Anis duduk lebih tertarik untuk mengobrol dengan Aesa, "Tapi kok saya kayak pernah liat kamu".

Aesa tersenyum, "Saya cucunya Oma Sari, Tante".

Ibu Anis menutup mulutnya terkejut mendengar pernyataan Aesa, dia langsung memeluk gadis itu erat mengundang keheranan ketiga gadis lainnya.

"Ya Allah, anaknya Elisa" ia kemudian melepas pelukannya pada Aesa, "Gimana kabar Ibumu? Sehat? Dimana sekarang dia? Kenapa gak kesini ketemu sama saya?".

"Sehat, Tante" jawab Aesa yang juga heran sama seperti teman-temannya.

"Elisa itu sahabatku dari kecil, kita udah gak pernah ketemu lagi sejak dia nekat pergi kuliah ke Jakarta sana" ujar wanita yang memang seumuran dengan Bunda Aesa itu mulai bercerita.

"Sudah saya bilang jangan pergi, masih pergi juga" lanjutnya, "Nanti coba tanya ke Ibumu, masih ingat gak dia sama Anggi, teman masa kecilnya".

Berkunjung ke rumah Anis membuat Aesa mengetahui sedikit informasi tentang latar belakang keluarga Ibunya.

Anggi, Ibu Anis, mengatakan bahwa Elisa, sahabat sekaligus Ibu Aesa, seorang yang rajin. Dia punya mimpi yang besar dan berkeinginan menjadi seorang desainer.

Bakat menjahit sudah Elisa miliki sejak remaja karena terus berlatih dengan Ibunya yang dikenal dengan nama Oma Sari.

Aesa juga belajar menjahit dari Ibunya. Bukan hanya Aesa, ketiga temannya juga tertarik mendengar cerita dari Ibunda Anis.

"Elisa tidak pernah lagi datang ke desa setelah pergi dari rumah untuk mengejar cita-citanya" lanjut Anggi, "Karena itu juga tidak sedikit orang tua yang melarang anaknya pergi melanjutkan sekolah di kota karena takut mereka tidak akan kembali lagi seperti Ibumu".

"Tante tau waktu Bunda nikah?" tanya Aesa.

"Tau, acaranya cuma kecil-kecilan aja antar keluarga" jawab Anggi, "Kalau nanti Ibumu dateng ke sini lagi, minta ketemu ya sama Tante".

My Lovely Ghost | SELESAIWhere stories live. Discover now