PROLOG

385 22 2
                                    

Hallow, Vrennn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallow, Vrennn. I'm back😁😎

Ini series ketiga dari Triple A. Tapi tenang aja, kalian bisa baca terpisah😽

Jangan lupa follow Instagram aku: fitriyarmd_

Semoga betah baca sampai ending. Harus betah, hahaha❤️❤️



Langit gelap karena baru saja menumpahkan jutaan tetes hujan. Jalan raya penuh dengan genangan air. Tidak ada bintang apalagi sinar rembulan. Hawa dingin semakin menusuk ke dalam tulang. Suara langkah kaki tanpa tenaga terdengar memilukan. Tidak ada lagi bahagia, hidupnya hancur untuk kesekian kali.

Mengapa Tuhan sebegitu percaya dengan pundaknya, laki-laki dengan kemeja hitam yang mencetak jelas tubuhnya karena basah terkena air hujan membiarkan lelehan air matanya mengalir. Seakan semesta tidak pernah berada di pihaknya, banyak tempat-tempat indah dan rencana-rencana yang sudah lama dia list dan selangkah lagi akan segera dia wujudkan. Tapi dengan mudahnya Tuhan menghancurkan rencananya, kenapa Tuhan tidak memberikan kesempatan itu. Kenapa Tuhan tidak pernah mengizinkan dia bahagia, apa Tuhan sebenci itu dengannya.

Laki-laki itu menggigit bibir dalamnya. Tangannya mengepal kuat. Bibir yang membiru akibat terlalu lama di bawah guyuran hujan itu terus meracau. Dia mendongak sejenak, lantas kembali menundukkan kepalanya, berjalan tak tahu arah.

Hingga tidak terasa langkah kakinya membawa dirinya di sebuah rel kereta api. Suara mesin kereta terdengar nyaring. Namun, laki-laki itu sudah hilang akal. Cukup, dia sudah tidak kuat. Dirinya terlalu hancur untuk diperbaiki, dia kehilangan dunianya.

Suara mesin kereta semakin memekakkan gendang telinga. Laki-laki dengan kemeja hitam sudah berada di tengah-tengah rel kereta. Tangannya dia rentangkan, kedua matanya terpejam. Lelehan air mata terus mengalir dari pelupuk matanya. "Tuhan, aku nyerah, maaf---," ucap laki-laki dengan kemeja hitam. Namun, belum sempat ucapan laki-laki itu selesai tangannya sudah ditarik duluan.

"Gue tahu lo hancur, tapi nggak gini caranya!" pekik orang yang menarik tangan laki-laki itu. Tubuh keduanya terpental ke belakang menjauh dari rel kereta, lewat lima detik saja sudah bisa dipastikan tubuhnya sudah di makan kereta api yang tidak mau mengalah dengan siapa pun.

Laki-laki dengan kemeja hitam menatap sahabat kecilnya penuh amarah. Dia capek, dia mau menyusul dunianya, kenapa sahabatnya ini justru merusak rencananya. Kenapa?

"Dia pergi, tanpa pamit sama gue. Gue mau nyusul dia, gue mau bawa dia pulang. Tapi, kenapa, kenapa lo malah narik tangan gue, kenapa? Gue mau nyusul dia, gue mau ajak dia pulang---"

"AYAH ... AYAH JANGAN TINGGALIN, KHAY!" teriak bocah perempuan yang berlari ke arah laki-laki yang diketahui ayahnya. Bocah perempuan itu tidak datang sendiri, di belakangnya ada dua orang dewasa; pasangan suami istri.

"KAMU BUKAN ANAK SAYA, KHAY!"

Pernyataan itu membuat langkah Khay terhenti, bocah perempuan yang sudah menginjak usia tujuh tahun paham dengan perkataan yang keluar dari mulut ayahnya barusan. Dia menggelengkan kepala, tidak percaya dengan perkataan ayahnya sendiri.

"Bawa pulang dunia saya, baru kamu bisa jadi putri saya, Khay!"

🔥🔥🔥

Dikit ya? Namanya juga prolog hahaha:(

Kalian juga bisa baca Hello, Afghan! versi AU nya, di sini

Kalian juga bisa baca Hello, Afghan! versi AU nya, di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaga kesehatan, vrennn. See u, mwahhh❤️❤️

07 Januari 2023

HELLO, AFGHAN! | ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang