07| HATI LAIN DI HATIMU

93 11 0
                                    

Hello, Vrennn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello, Vrennn. I'm back😁🤟

Satu vote + komen kalian, semangatku!!!

🔥🔥🔥🔥

"Mikh, ntar malem bisalah sama gue."

"Sama gue juga lah, Mikh."

"Lima ratus ribu sejam deh."

"Hahaha murah banget."

"Yeee seratus ribu kalau gitu."

Sudah hampir dua minggu suara-suara sampah seperti itu menemani Mikha. Bahkan, tidak jarang dirinya dichat orang tidak dia kenal hanya untuk menawari hal semacam ini. Gila. Iya, ini semua karena ulah Afghan. Bukannya diam saja, Mikha sudah berusaha tapi hasilnya nol besar.

Dua hari setelah beredarnya kabar kalau dirinya seorang pelacur, Mikha juga tidak tinggal diam, dia melakukan hal yang sama seperti yang Afghan lakukan padanya. Menempel berbagai macam foto Afghan yang tengah berada di club malam. Bukan hanya itu, melainkan Mikha juga dengan berani menempel foto Afghan saat cowok itu bercumbu dengan seoerang pelacur sewaannya.

Namun, itu semua sia-sia. Afghan bukannya kena bully seperti dirinya, justru dirinya yang kena amukan besar oleh Afghan. Satu lagi, tidak ada satu pun siswa yang percaya dengan foto itu. Aneh sekali. Mungkin benar yang dibilang Afghan waktu itu, dia di sekolah sudah dikenal Afghan cupu. Percuma memberitahu kebenarannya kalau di luar sekolah Afghan adalah cowok brengsek yang suka sekali bermain dengan para pelacur.

"Mikh, sabar, ya." Starla mengelus punggung Mikha---mencoba memberi kekuatan.

"Lo nggak malu punya temen pelacur kayak gue?"  tanya Mikha yang entah sudah keberapa ratus sampai membuat Starla jengah.

"Semua orang punya masa lalu, mending ke kantin aja yuk." Starla sudah berdiri tapi tidak dengan Mikha.

"Lo aja, gue bawa bekal----"

"Neng Mikhaaaaa." Teriakan itu langsung membuat Mikha mendengkus.

Apalagi ini Tuhan, bisakah cowok itu membiarkan dirinya hidup tenang sehari saja. Mikha ingin menjadi dirinya sendiri.

"Neng Mikha kantin, yuk. Abang Afa traktir deh."

"Anak tunggal kaya raya tuh, Mikh. Yakin lo nolak? Hahaha," ucap salah satu teman sekelas Mikha.

Afghan yang baru datang dengan teman-temannya langsung menatap cowok dengan muka bantal yang duduk di bangku tengah nomor dua dari belakang, tajam.

"Lo berani usik Neng Mikha, gue bunuh lo!" ancaman Afghan justru mendapat kekehan dari seluruh siswa yang ada di kelas XI IPS 5.

Mikha berdiri, kemudian menarik pergelangan tangan Afgan kasar. Teman-teman Afghan yang melihat langsung ikut keluar.

"Mau sarapan apa?"

HELLO, AFGHAN! | ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang