15| CEWE MATRE

89 13 2
                                    

Hallo, Vrennn

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hallo, Vrennn. I'm back🤟

Maaf banget lama nggak update. Jadwal ujianku membeludak, biasa kelas XII😱 Tapi tenang aja, Vrennn mulai malam ini aku bakal usahain rajin update hihii. Minimal sehari lima kali, bercanda bisa gepeng tanganku😭🙏 Minimal sehari sekali, okeyyyy❤️❤️

Selamat membaca, satu vote + komen kalian, semangatku!!!

🔥🔥🔥🔥

"Semoga gue nggak sial deket sama Afa, aamiin."

Mikha mengambil napas panjang lalu membuangnya perlahan, kedua tangan yang diangkat ke atas sembari memegang lampion sudah terlepas. Kedua netranya perlahan membuka, menatap lampion yang mulai naik ke atas langit. Rambut panjang yang tergerai bergerak karena tersapu angin malam. Semoga saja doa yang dipanjatkan sampai pada Tuhan.

Afghan berdeham sedikit keras, membuat perhatian Mikha teralih. Gadis itu lalu menatap Afghan yang belum kunjung menerbangkan lampionnya. Apa yang salah sampai cowok ini belum juga menerbangkan lampion miliknya? Mikha tidak tahu, saat dia hendak membuka suara, Afghan sudah lebih dulu membuka suaranya.

"Semoga Princess Khay mabok cinta sama gue, aamiin," ujar Afghan lalu melepas lampion di tangannya.

Mikha melotot, sedangkan Afghan mengangkat alisnya menantang. Mengembuskan napas gusar, Mikha tidak akan mengambil pusing ucapan Afghan, toh dia tidak mungkin menyukai Afghan, apalagi sampai dibuat mabok cintanya Afghan. Tidak akan mungkin, dan tidak akan pernah!

Iya, Afghan mengajak Mikha ke sebuah jembatan yang biasanya digunakan pasangan remaja untuk tempat menyatakan cinta, tapi tidak dengan Afghan. Cowok itu tidak menyatakan cinta, melainkan mengajak Mikha menerbangkan lampion dengan harapan yang dipanjatkan.

"Kenapa doa lo kayak gitu?" tanya Afghan dibuat kesal.

Bukannya menjawab, Mikha justru balik bertanya. "Lo juga kenapa doa kayak gitu?"

"Terserah gue lah," jawab Afghan nyolot.

"Iya terserah Afa aja." Pasrah Mikha.

Awalnya dia ingin sekali membalas ucapan Afghan yang nyolot itu, tapi Mikha langsung sadar kalau Afghan sangat pandai mematikan perkataan lawan. Jadi, dia lebih memilih mengalah saja, toh tidak ada gunanya terlalu meladeni ucapan Afghan.

Afghan tertawa kecil melihat kepasrahan Mikha. Tangannya bergerak menggandeng pergelangan tangan Mikha, mengajak gadis itu untuk segera pergi dari jembatan yang mereka gunakan untuk melepas lampion. "Ayo ke sana."

"Eh?"

"Di sini ramai, Princess. Kasihan yang lain lihat kita uwu-uwuan," jawab Afghan jenaka.

Mikha mencoba melepaskan tangannya dari cekalan Afghan, lalu mencubit lengan cowok itu kuat. "Lagian siapa yang uwu-uwuan?" tanya Mikha dengan muka dibuat galak.

HELLO, AFGHAN! | ON GOINGWhere stories live. Discover now