12| SATU PERMINTAAN

107 15 0
                                    

Hallo, i'm back🤟Satu vote + komen kalian, semangatku!!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hallo, i'm back🤟
Satu vote + komen kalian, semangatku!!!

🔥🔥🔥🔥

"Tujuh---"

"Pak Bondan, udah dong, Pak. Serius Bapak tega banget. Bapak nggak kasihan sama saya? Saya nggak sarapan loh, Pak. Lagian saya juga baru telat sepuluh menit."

"Udah ngomongnya, Afghan? Kamu telat sepuluh menit, jadi harus push up sepuluh kali," jawab Pak Bondan---guru BK, sembari memukul-mukulkan penggaris kayu ke tangannya.

Afghan mengelap keringat yang membasahi wajahnya. "Ini mah Bapak mau bunuh saya."

"Saya sama Atlas sudah baik hati cuma nyuruh kamu push up sepuluh kali. Atau kamu pilih lari keliling lapangan sepuluh kali. Pilih yang mana, Afghan?"

"Mending saya lanjutin push up, Pak!" ujar Afghan lalu melanjutkan hukumannya.

"Nah gitu kan bagus." Pak Bondan tersenyum senang.

"Delapan."

"Sembilan."

"Sepuluh."

Mendengar kata sepuluh keluar dari mulut Pak Bondan, Afghan langsung berdiri. Cowok itu meraih tas punggungnya yang dia letakkan tidak jauh dari tempatnya lalu melipir meninggalkan Pak Bondan dan Atlas dengan melambaikan tangannya.

"Udah sepuluh kali, Pak. Saya ke kelas dulu. Dadah Pak Bondan. Oh iya, Bapak dapat salam dari Bu Prima, katanya kapan langsing, haha."

Afghan sudah lari terbirit-birit. Sedangkan Pak Bondan, guru BK itu masih saja meneriaki Afghan membuat Atlas yang berdiri di sampingnya langsung menenangkan Pak Bondan. Guru BK satu ini memang selalu naik darah jika bersama Afghan, bukan hanya Afghan melainkan Ariel dan Excel juga. Sudah-sudah kenapa jadi bahas Pak Bondan.

Balik ke Afghan. Cowok itu sebenarnya tidak akan terlambat jika langsung berangkat ke sekolah, tapi dia tadi mampir dulu ke rumah Mikha. Niatnya sih mau mengajak gadis itu berangkat bersama.

Sudah menunggu dua puluh menit di depan rumah gadis itu, tapi dia tidak kunjung keluar, akhirnya Afghan tergerak hatinya untuk mengetuk pintu rumah Mikha. Dan bukannya Mikha melainkan bunda Mikha dengan kursi rodanya yang membuka pintu. Bunda Mikha bilang, putrinya itu sudah berangkat tadi pagi sekali. Afghan langsung berpamitan pada bunda Mikha dan sialnya saat sampai, pintu gerbang Pelita Bangsa sudah ditutup. Membuat Atlas langsung menghukumnya. Atlas tadi sedang mengobrol bersama Pak Bondan; membahas perkembangan murid yang sudah lumayan disiplin berangkat ke sekolah beberapa hari terakhir.

Afghan menendang tong sampah depan kelas XI IPS 5. Sial, kenapa pagi ini dia sial melulu. Setelah  menyelesaikan hukuman yang diberikan Atlas dan Pak Bondan, Afghan langsung pergi menuju kelas Mikha. Tapi, gadis itu tidak ada di kelasnya.

HELLO, AFGHAN! | ON GOINGWhere stories live. Discover now