23| HATI YANG PELIK

74 11 5
                                    

Hallo, i'm back🤟

Satu vote + komen kalian, semangatku!!!

🔥🔥🔥🔥

"Gimana cara jauhin diri dari Afghan, Star?"

Starla langsung meletakkan buku yang awalnya dia baca, gadis itu lalu menggeser duduknya hanya untuk menatap wajah Mikha. Starla hanya diam, pun dengan Mikha yang tidak tahu harus berkata apa lagi. Hingga embusan napas berat Starla mengakhiri semuanya.

"Lo ada masalah sama Afghan? Kalau ada masalah diselesaikan bukan malah pergi," ucap Starla.

Mikha menggeleng lugu. Dia tidak mungkin bilang kalau ini semua permintaan bundanya. "Gue cuma mau bebas dari dia, Star. Capek."

Starla justru terkikik geli mendengarnya. "Udah kayak diapain aja sampai capek. Tapi Afghan emang lawak banget sih anaknya, kalau sama lo juga gitu?"

Dalam hati, Mikha tersenyum senang, semoga saja Starla mengetahui dunia malam Afghan. "Lo tahu, Star?" tanya Mikha.

"Dari awal gue juga udah bilang, kan. Kalau sama Afghan tuh harus kuat mental, karena mulutnya lemes banget. Tapi menurut gue Afghan baik orangnya," jawab Starla meyakinkan Mikha.

Kali ini Mikha mengangguk setuju, Afghan memang mempunyai sisi baik tersendiri. "Lo tahu kalau Afghan tuh anak malam?"

"Hah? Gue nggak paham." Starla menunjukkan cengirannya.

"Suka balapan---"

"Iya, kan, balapannya sama lo," sela Starla dengan wajah polosnya.

Mikha menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bingung harus melanjutkan ucapannya atau tidak, membuat Starla yang melihatnya mengerutkan dahi bingung.

"Eh... gue salah, ya, Mikh?" tanya Starla lalu menggigit bibir dalamnya sedikit kuat.

"Selain suka balapan, lo tahu apalagi?"

"Em... itu aja sih," jawab Starla. Setahu dia Afghan hanya suka balapan tidak lebih.

"Club malam udah kayak rumah buat Afghan, Star. Lo pasti tahu apa yang biasanya orang-orang lakuin di sana." Mikha memelankan ucapannya, takut saja ada yang menguping. Meskipun dirinya hanya berdua dengan Mikha di kelas, mereka berdua tadinya sedang belajar sembari menunggu bel masuk ujian dimulai.

Starla mengerjapkan matanya. Bahkan merokok saja dia tidak pernah mengetahui, sedikit tidak percaya tapi tidak mungkin Mikha berbohong padanya. "Bohong pasti ya, lo, Mikh?"

Mikha meraih botol air di atas meja lalu meneguknya hingga tersisa setengah. Starla masih menatap Mikha, ingin mendengar kalau perkataannya barusan tidak benar.

"Bahkan dia sering nyewa jalang, Star. Gue nggak tahu seberapa banyak cewek yang udah dia tiduran." Mikha tertawa kecil, tiba-tiba bayangan dirinya waktu awal bertemu dengan Afghan kembali berputar di pikirannya.

"Ngaco deh lo, Mikh. Orang Afghan deket sama cewek baru sama lo doang, sering sih ngajak cewek pacaran tapi selalu ditolak. Makanya gue sama yang lain bingung, lo anak baru diajak pacaran Afghan langsung mau."

"Gimana caranya biar lo percaya sama gue?!" Mikha menatap tajam kedua bola mata Starla.

Starla langsung merasa terintimidasi, saat gadis itu baru ingin menjawab pertanyaan Mikha, tapi bel tanda ujian akan dimulai sudah berbunyi. Gadis dengan jepit matahari itu lantas berjalan menuju mejanya.

"Percuma juga cerita sama lo, Star," gumam Mikha lalu membenarkan duduknya karena guru pengawas sudah datang.

🔥🔥🔥

HELLO, AFGHAN! | ON GOINGWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu