Suami siaga

26.9K 1.7K 31
                                    

Samlekoooom!!!!

Rindu Nata-Ayyara??

Rindu pasutri beringin??

Rindu Ziel??

Hm, rindu bapak Nata??

Atau ... Rindu aku, ahaha??

***

Nata menuruni tangga dengan sedikit lesu. Hari ini dia izin tidak masuk kantor, eh sebenarnya tidak perlu izin sih, dia kan yang punya.

Maksudnya, dia batalin semua rapat dan membebankan semua urusan kantor pada Naufal khusus hari ini.

Karena apa?

Karena ini adalah hari pertama Ayyara datang bulan.

Apa korelasinya?

Sini Nata beri tahu. Ayyara itu, kalo hari pertama datang bulan, manjanya ngalahin bocah. Banyak mau. Mood swing— cepet marah, abis itu nangis-nangis. Pokoknya ribet. Kalo gak di pantau, bahaya.

Semalam pun, niat Nata pura-pura tidur setelah kejadian php jadi urung sebab Ayyara yang tiba-tiba nangis. Katanya, ngerasa bersalah karena gak bisa ngasih jatah padahal udah nawarin.

Kalo gitu Nata bisa apa? Cuma bisa ngangguk-ngangguk, iya-iya dan bilang kalo dia gak papa. Padahal mah ...

Kesel coy!!!

Nata memasuki dapur, lalu menghidupkan kompor. Berniat menghangatkan bubur yang tadi subuh dia buat. Jangan salah, Nata memang payah dalam urusan dapur dan masak-masak. Tapi kalo urusan bikin bubur, Nata jagonya.

Ziel pun mengakui, kalo bubur buatan Nata lebih enak dibandingkan buatan Ayyara.

"Kata Ayah, kalo nanti makanan Bunda ada yang gak enak, Ziel halus bilang enak bial Bunda seneng. Jadi, bubul Bunda enak kok. Tapi bubul Ayah lebih makjoss!"

Pas ditanya dapat darimana kata makjoss, Ziel bilang dari Jerry. Tuh kan, sekarang Nata tidak lagi terobsesi menjitak kepala Jerry, tapi juga ingin menebasnya.

"Ayah."

Nata menoleh, tersenyum saat melihat Ziel yang dengan hati-hati menuruni tangga. Anaknya itu pasti baru bangun tidur. Rambutnya masih acak-acakan, matanya pun masih belum terbuka sempurna.

"Buka dulu matanya." tegur Nata lembut penuh pengertian. "Awas kepentok, loh."

Ziel berhasil sampai di dekat Nata dengan kedua jempol dan telunjuknya melebarkan matanya agar bisa terbuka. Nata yang gemas dengan tingkah Ziel langsung mengangkat anaknya kedalam gendongan.

"Lucu banget sih."

Ziel cemberut. "Ziel ndak mau disebut lucu! Ziel mau disebut kelen, ganteng kayak Ayah!"

"Loh, Ziel gak tau ya? Anak Ayah ini paket lengkap. Selain lucu, Ziel udah pasti keren dan ganteng." Nata menggesekkan hidung mancungnya di pipi sang anak, membuat Ziel tertawa geli. "Karena apa?"

"Karena Ziel anak Ayah Nata!" jawab Ziel dengan semangat. Lalu setelahnya tawa terdengar dari dua laki-laki beda generasi itu.

Bahagia memang sesederhana itu.

Tapi, ya begitulah. Kalo bahagia jangan berlebihan, takutnya cuma sementara. Kayak—

"MAS NATA!!!"

Nata meringis, dengan perlahan dia menurunkan Ziel lalu tangannya mulai sibuk mengambil mangkuk dan mengisinya dengan bubur.

"Ziel, mandi sendiri dulu, ya?"  katanya setelah menyimpan mangkuk dan juga segelas air diatas nampan, Nata berjongkok menghadap anaknya. "Bunda lagi gak enak badan, jadi Bunda gak bisa nemenin Ziel mandi. Terus Ayah—"

1000% GENGSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang