sekarang giliran temen-temennya

19.2K 1.4K 42
                                    

happy weekdays, maaf ga jadi apdet pas weekend

***

Dari awal mula segede zigot sampe akhirnya saling menyaksikan nikahan masing-masing, baru kali ini Jerry liat sifat Nata yang nyebelin nya minta di karungin.

Hari ini kediaman Nata terdengar riuh sebab para istri yang cekcok di dapur bersama para art. Mereka sedang memasak berjamaah dalam rangka mempersiapkan nyambut kedatangan Naufal. Iya, hari ini.

Dan hari ini pula Jerry juga Juna baru tau tentang kabar kehamilan Ayyara. Baru tau hari ini, tapi mereka berdua harus sudah terkena dampak virus menyebalkan bin merepotkan dari Nata.

Setelah kemarin sore rumah ini tiba-tiba menjadi tempat hiburan mendadak sebab Setya mendatangkan barongsai sesuai keinginan Nata— kemarin saat Juna dan Jerry ikut menonton dan bertanya alasannya apa, Setya malah menjawab gabut. Taunya demi memenuhi kegilaan anak sulungnya.

Dan tadi, setelah kabar itu sampai ke telinga Jerry, Rosa, Juna dan tentu Eliza yang ikut datang, Nata sekonyong-konyong malah langsung meminta dibuatkan sambal petai ala Korea oleh Juna.

Ngawur? Emang.

Kesel? Gak usah ditanya!

Juna sudah berkali-kali mencoba dan menghidangkan nya pada Nata, tapi si kakak sepupu malah menolak dengan nyinyirnya. Yang ujung-ujungnya, Juna cekoki petai mentah sekalian sama kulitnya. Biar tau rasa.

Dan sekarang, Nata sedang merajuk. Ayyara sendiri sampai bingung harus bagaimana lagi membujuknya dan lebih memilih ikut bergabung dengan para wanita. Meninggalkan Nata bersama para bapak-bapak lainnya. Sedangkan anak-anak sudah aman di lantai atas bermain bersama. Terkecuali Cessie yang berada di kamar tamu lantai bawah, jaga-jaga biar pas nanti nangis nyariin Ibunya, Rosa bisa langsung ngibrit tanpa repot-repot naik tangga.

"Udah kali, Nat. Muka lu makin gak enak aja diliat nya." sindir Jerry saat melihat raut wajah Nata tak ada berubahnya dari tadi. Tetap merengut kesal sebab dicekoki petai dan juga Juna yang menyerah dengan mentah-mentah.

"Bang, minta yang lain kek." sahut Juna. Dia sedikit merasa bersalah. Dia tau kemauan orang ngidam itu harus dituruti, karena kalau tidak katanya nanti anaknya bakal ileran. Bayangin, tampangnya ganteng tapi ileran. Kan gak lucu.

Bibir Nata nampak manyun dengan mata yang bergulir ke kanan, ke kiri, ke atas, ke bawah. Hadeh, pokonya kayak lagi mikir! Bayangin aja, lucu kagak minta di tampol iya.

"Oke, gue mau mangga." putus Nata.

Setya yang ikut serta berkumpul menghela nafas lega, setidaknya keinginan anaknya kali ini tidak terlalu merepotkan. Begitu pula Juna dan Jerry yang langsung mengangguk mengiyakan.

"Oke, gue beli dulu." Juna beranjak dari duduknya, mengambil jaket yang tersampir di lengan sofa. Tapi sebelum itu, Nata malah kembali menahan nya.

"Jangan beli." katanya.

"Terus?" tanya Jerry tak mengerti. "Awas aja kalo lo minta si Juna nyolong mangga nya. Gak baik, Nat. Gak berkah buat anak lo nanti gara-gara mangga nya hasil nyolong."

"Gue maunya mangga muda." kata Nata lagi. Tak menghiraukan perkataan Jerry. "Tapi jangan beli."

"Ya terus gimana Maliiiiiih?!" jerit Juna hampir frustasi.

"Mangga mudanya harus yang dipetik langsung dari pohonnya." celetuk Naya dengan raut bahagia. Selalu seperti itu. Selalu terlihat bahagia disaat yang lainnya menderita.

"Kayak kenal." gumam Jerry. Laki-laki itu terus berpikir, mencoba mengingat-ingat kata-kata Nata yang terdengar familiar. Setelahnya laki-laki itu berdecak. "Anjirlah, lu nyolong slogan iklan teh yang ada uletnya, ya, nyet?!"

1000% GENGSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang