Extra chapter-- what if sequel?

11.9K 811 48
                                    

wheheh plin-plan bngt gue bjiiir😖 masih bingung harus ada sequel atau ngga, tp kebanyakan dri kalian minta sequel.

jadinya baginda bingung':

nih extra chapter ini tuh, andai ya andaikan nanti ada sequel, chapter satunya bakal kayak gini gituu

kalo sequel nya jadi, extra chapter di cerita ini bakal aku hapus WHAHAHAHA

recommended song; Say To Heaven by Lana Del Rey

***

Hari ini bumi kembali diselimuti pekat kabut dan awan kelabu, sama seperti kemarin.

Hal itu membuat si 'penguasa rumah' bergegas menyiapkan mantel, payung dan baju hangat untuk berjaga-jaga. Mantel khusus disiapkan untuk si anak tengah sebab semalam anak itu mengatakan ingin berangkat ke sekolah menggunakan motor-- karena hari ini jadwal si bungsu diantar Ayahnya. Payung dan baju hangat tentu untuk si kepala keluarga, si sulung dan si bungsu.

Gaduh terdengar dari arah dapur yang kini bernuansa klasik hasil dekorasi sang Ayah dan si anak tengah. Keduanya memang klop. Memiliki selera, sikap dan sifat yang mirip. Bedanya si anak agak sedikit cerewet dibandingkan Ayahnya.

Jika bertahun-tahun lalu si wanita akan sibuk sendiri, kini dia ditemani seorang art yang akhirnya dipekerjakan sebab si wanita semakin fokus pada usahanya. Waktu untuk mengurus rumah mungkin terbengkalai, tapi tidak dengan waktu untuk mengurus anggota keluarganya. Setiap sarapan dan makan malam, wanita yang kini sudah memasuki usia kepala empat itu mewajibkan dirinya sendiri yang harus memasak dan menyiapkan makanan.

Siapa yang menyangka rumah tangga yang dulunya terasa hambar itu masih bertahan sampai kini. Bahkan mereka kembali di karuniai malaikat kecil yang syukurnya menduplikat sang wanita. Ada rasa bangga tersendiri bagi si ibu.

Berjarak empat tahun dari si sulung Jazziel Cairo Mahdhava, lahirlah si tengah dengan nama Zayyan Shakeel Mahdhava. Lalu empat tahun setelahnya lagi, keluarga itu kembali di beri kepercayaan dengan hadirnya putri kecil yang di beri nama Zaina Aurora Mahdhava.

Ziel, Zayyan dan Aina. Begitulah mereka dipanggil saat diluar. Jika dirumah, maka lain lagi-- Kakak, Abang dan Adek.

"Mami Ay!"

Panggilan khas itu membuat Ayyara-- sebut saja si 'penguasa rumah' mengalihkan perhatiannya. Meski begitu, tangannya masih aktif menata makanan di meja. "Kenapa, Han?"

Hannifa Davika Mahanta-- putri satu-satunya dari pasangan romantis Rachel dan Naufal. Anak itu seumuran dengan Aina si bungsu. Bahkan mereka satu sekolah dan satu kelas. Satu pawang juga.

Siapa lagi?

"Abang Zay jailin aku lagi." Katanya merajuk.

Iyep, seorang Zayyan Shakeel Mahdhava. Selain pada Aina, sikap protektif Zayyan juga berlaku pada Hanni. Dan tentunya pada si cantik Cessie.

Ayyara hanya bisa menggelengkan kepala. Berbicara dengan anaknya pun percuma. Persis seperti Nata, Zayyan juga memiliki seribu satu jawaban masuk akal setiap kali Ayyara tegur.

"Kamu atau temen-temen cowokmu?"  Tanya Ayyara, hapal betul. "Di blok lagi, mereka?"

Hanni merengut, duduk di kursi dengan tampang murung. "Sekarang gak cuma di blok, tapi dihapus." maksudnya adalah nomor dan kontak laki-laki di handphone perempuan itu. Lalu Hanni mengangkat tangan dengan hiperbola, "seeeeeemuanya~"

"Ya harusnya Abang izin aku dulu!"

Lagi, suara keributan kini terdengar dari arah tangga. Beberapa saat setelahnya, tampaklah si bungsu yang terus menggerutu dan si Abang yang hanya mengikuti dalam diam.

1000% GENGSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang