Dua malaikat kecil Ayah

22.1K 1.5K 54
                                    

hayoloooo siapa yg nungguin apdet? nih apdet nih

jangan lupa join gc ya bre, bisa dm buat minta link, atau pencet link di chapter sebelumnya, kalo belum bisa juga coba ketik manual🙃 agak repot sih, tapi kalo kalian ga keberatan silahkan bergabung dan mencoba 🤸

***

Adinata tidak pernah sekalipun menyesal akan pernikahan nya. Begitu pun dengan kehadiran Ziel. Bahkan, kehadiran anak pertamanya itu adalah hal yang paling dia tunggu-tunggu.

Saat tau dia akan menjadi Ayah, Nata rasa hari-hari nya lebih hidup. Pusing menuruti ngidam Ayyara bukanlah hal besar. Nata tidak pernah mengeluh, toh karena itu memang salah satu resiko menghadapi ibu hamil.

Pertama kali mendengar detak jantung si kecil Ziel saat itu, segala rasa bersatu padu.

Terharu. Mendebarkan. Juga rasa tak sabar untuk segera menimang tubuh kecilnya.

Kini, Nata bukan hanya memiliki satu, tapi dua malaikat kecil.

Dan euphoria itu kembali dia rasakan untuk yang kedua kalinya. Tidak ada bedanya. Degup jantungnya berdebar kala mendengar detak si bayi untuk pertama kalinya. Matanya tetap memanas. Apalagi semalam adalah pertama kalinya juga Ayyara merasakan gerakan kecil di perutnya.

Pada umumnya saat memasuki usia kandungan 14 minggu atau setara dengan 3 bulan 2 minggu, bayi sudah mulai bisa menendang dan mengalami pergerakan otat wajah. Perut Ayyara pun perlahan semakin terlihat. Menurut Dokter, di fase ini kebanyakan Ibu hamil akan mengalami perubahan emosional juga fisik-- salah satu contohnya adalah area dada yang meningkat ukurannya.

Nata sudah tidak pernah lagi mual-mual juga ngidam yang aneh-aneh. Sekarang giliran Ayyara yang sering merasa sakit punggung, kram kaki serta kram dan nyeri di perut bagian bawah. Katanya itu terjadi karena rahim ibu yang membesar selama kehamilan memberi tekanan pada otot dan ligamen di sekitarnya.

Entahlah Nata tidak terlalu paham. Yang pasti, belakangan ini Ayyara memang sering mengeluh sakit punggung. Nata sempat mengejek kalau itu faktor usia, tapi ternyata faktor kehamilan.

Yang merasakan euphoria detak jantung si bayi bukan hanya Ayyara dan Nata, tapi juga Ziel. Anak itu ikut pergi ke dokter dan mendengarkan detak jantung adiknya sendiri. Ini adalah kedua kalinya Nata melihat raut bahagia Ziel setelah kabar kehamilan Ayyara. Yang pertama adalah saat anak itu di panggil Kakak dan yang kedua saat dia mendengar detak si bayi.

Katanya, dia sudah tidak sabar di panggil Kakak.

"Mama, kita nanti jadi pergi liburan sama dedek bayi, kan?"

Nata dengan cepat menoleh pada sang anak yang tengah sibuk menyusun lego dan duduk bersila di karpet bulu. Anak itu bersikap biasa saja. Berbeda dengan orang tuanya yang merasa kaget juga senang.

"Kak, Kakak udah bisa ngomong hurup R?"

Ayyara turun dari sofa dan duduk bersisian dengan anak pertamanya. Pertanyaan dari Ayyara dibalas dengan raut bingung nan polos oleh si kecil Ziel.

"Hah?"

Nata yang semula duduk di ranjang dan sibuk dengan tab-nya kini ikut duduk disamping Ziel, "kakak barusan ngomong apa?"

Ziel menggaruk dagunya. Semakin bingung setelah melihat raut senang di wajah orang tuanya. "Tadi Kakak nanya, kita jadi kan liburan bareng dedek bayi? Gitu. Emang kenapa?"

"Tuh kan!" Ayyara memekik girang, dia memeluk leher anaknya. "Kakak udah lancar ngomong R! Mama seneng banget!"

Nata juga ikut senang, tangannya mengusuk gemas rambut hitam milik Ziel. "Good, boy."

1000% GENGSIWhere stories live. Discover now