Spesial suami dan istri

21.4K 1.5K 57
                                    

ketemu lagi kita!!! double up nih, jaga-jaga kalo minggu depan aku ga apdet hhohoho

akhirnya kita sampai di bab pertengahan menuju tamat 😶😚

jangan lupa tinggalkan jejak 🤸✨

***

'bedanya, apa istriku?'

'Istriku'

Istriku katanya!

Hwaaaah rasanya Ayyara ingin melayang ke Cappadocia. Atau juga berguling di salju agar rasa panas yang menjalar di pipinya menghilang.

Ayyara menggigit bibir bawahnya dengan tangan yang memeluk lutut. Wanita itu duduk di atas ranjang setelah Nata pergi ingin  membersihkan diri. Tentunya setelah laki-laki itu puas mencicipi labium lembut milik istrinya.

Nata memang kerap kali men-cap Ayyara dengan sebutan 'Istri Nata', dan juga 'Istri aku' di hadapan keluarga nya. Tapi jika 'Istriku' dihadapan dan juga ditujukan langsung pada Ayyara itu perdana! Kesannya pun terasa berbeda. Sampai membuat Ayyara salah tingkah bukan kepalang. Tentu Ayyara tidak bisa menyembunyikan senyum di bibirnya. Debaran akibat rasa senang begitu membuncah di dadanya.

Nata harus tanggung jawab. Pria itu sudah membuat Ayyara baper kuadrat!

"Ngapain senyum-senyum?"

Ayyara mengulum bibir. Perempuan itu menggeleng menjawab pertanyaan retoris dari suaminya.

Nata mengendik acuh. Tak ambil pusing dengan polah tingkah istrinya. Laki-laki dengan rambut basah dan piyama kotak-kotak itu segera menjatuhkan tubuh lelahnya keatas ranjang. Nata mendesah lega. Akhirnya si punggung yang sudah lama bekerja menemukan peristirahatan yang tepat.

"Capek, Mas?"

Nata bergumam. Laki-laki itu terlalu menikmati empuknya kasur juga aroma segar dari sprei yang sepertinya sudah di ganti oleh Ayyara. Entah kapan. Mungkin pagi tadi.

Ayyara ikut merebahkan tubuhnya dan tanpa canggung masuk kedalam pelukan suaminya. Menjadikan lengan Nata sebagai bantal kepala. "Makasih loh, bunganya."

"Lain kali, aku tunggu Mas sendiri yang kasih ke aku." Ayyara masih saja mengungkit perihal buket bunga. Habisnya Ayyara merasa gereget. Setiap kali memberi bunga, laki-laki itu tidak pernah memberikannya secara langsung. Bisa lewat Juna, lewat kurir, lewat Diana bahkan lewat Setya. Dan sekarang lewat Naufal! Dasar Adinata.

Di tambah lagi dengan tingkah laki-laki itu yang pergi tanpa menemui dulu. Hanya melalui pesan singkat. Apa-apaan itu?!

"Ngebet banget ya kamu?" Pejaman mata tajam Adinata terbuka, dia melirik ke arah dimana istrinya terbaring nyaman tanpa memikirkan akan seberapa pegalnya lengan Nata nanti.

"Emang salah ngebet dikasih bunga langsung sama suami sendiri?" Ayyara menjawab dengan lugas. "Daripada aku minta sama suami orang, kan?"

Nata mengangguk saja. Tak ingin mendebat lebih lanjut. Dia kembali memejamkan mata dengan tangan yang mulai bergerak memberikan elusan lembut disepanjang punggung istrinya, membuat sang istri ikut terpejam sesaat merasakan elusan lembut itu.

"Mas," panggil Ayyara. Tangan mungil wanita itu memainkan kancing piyama suaminya. "Aku mau minta sesuatu, boleh?"

Lagi-lagi mata yang terpejam itu harus terbuka. Nata mengubah posisinya menjadi sejajar dan berhadapan dengan istrinya, "mau apa?"

"Eum ... Gimana kalo nanti pas dedek bayinya udah enam atau tujuh bulan, kita pergi ke Switzerland." Ayyara mencicit, takut tidak diperbolehkan. "Aku mau lahiran di sana."

1000% GENGSIWhere stories live. Discover now