41

6.2K 1K 21
                                    

Jenaka tengah memandangi keramaian dapur penuh kebingungan. Ditugaskan menjadi pelayan dan pegawai dapur oleh Pram dan Jati membuat Jenaka terjebak di ruangan yang penuh dengan kesibukan. Ia tidak tahu harus melakukan apa sekarang. Berdiri canggung di ujung dapur sambil menunggu perintah dari seseorang.

Para wanita itu di depannya saling bersahutan meminta benda ini dan itu. Ingin hatinya melakukan inisiatif membantu mereka namun ingat dirinya yang tidak memiliki keahlian dalam bidang memasak membuat Jenaka ragu.

"Apa yang kamu lakukan di sana! Bawakan tepungnya untukku!" teriak seorang pemasak membuat Jenaka terkejut.

"Ya!" jawabnya cepat yang kemudian berlari melipir meninggalkan dapur. Ia bertanya pada seorang pegawai dapur yang lewat membawa makanan meninggalkan dapur. Ia bertanya letak mereka menyimpan tepung. Wanita itu terlihat kesal tapi tetap menunjukkan arah gudang meskipun caranya kasar.

Jenaka menemukan tepung yang dimaksud. Tapi .... Begitu banyak jenis tepung di depannya. Ia tidak bertanya tepung jenis apa yang pemasak itu inginkan.

"Aish ... apa yang harus aku lakukan!?"

Jenaka pun mencoba keberuntungannya dengan mengambil sekarung kecil tepung beras dan dibawanya ke dapur. Sedikit was-was ketika mau mendekati pemasak yang tengah memarahi pegawai dapur lainnya.

Mengapa mereka begitu berapi-api? Apakah ini dapur profesional? Jenaka semakin takut ketika pemasakan itu menggebrak-gebrak mejanya.

"Permisi ... tepungnya ..."

Pemasak itu berbalik dengan wajah merah. Ia melihat Jenaka yang membawa satu karung penuh tepung.

"Apa yang kamu lakukan dengan membawa satu karung penuh seperti ini!? Apakah kamu tidak tahu bahwa ini adalah benda yang berharga!? Jika tepung-tepung ini sampai terjatuh bahkan nyawamu tak akan mampu melunasi harganya!"

Jenaka mengernyit dan meminta maaf.

"Siapa yang membawa anak ini masuk ke dapur! Sangat bodoh dan tidak tahu apa-apa!"

"Dia menggantikan sebagai dapur yang sakit untuk tiga hari ke depan," jawab seorang pegawai lainnya.

"Ahhh! membuatku hampir gila saja! Kalau begitu jangan letakkan dia di dapur. Bisa hancur dapurku nanti!"

BAM!!!

Semua orang menoleh ke arah pintu yang dibuka kasar. Seorang pria Belanda dengan jas muncul memegang kumisnya yang berwarna coklat. Pria itu memindai seluruh dapur dimana semua orang juga berhenti bekerja untuk menunggu perintah selanjutnya.

"Kirimkan saya pelayan karena kami kekurangan pelayan di luar."

Punggung Jenaka didorong oleh seseorang dari belakang. Ia akan terjungkal ke depan jika ia tidak berpegangan pada meja. Pemasak yang memarahinya tadi menyuruh pria Belanda itu membawa Jenaka karena mengatakan bahwa Jenaka sama sekali tidak berguna di dapurnya dan hanya menghabiskan kapasitas udara yang sudah sangat tipis akibat banyak orang bekerja di ruangan yang sama.

Jenaka menggeleng. Ia tidak ingin keluar. Tugasnya adalah menjadi pegawai dapur. Sudah ada Pram yang bertugas menjadi pelayan dan Jati menjadi penjaga! Ia sudah berjanji pada keduanya untuk bertahan di tempatnya dan tidak boleh merusak rencana. Ia harus mendapatkan informasi dari orang-orang dapur! Jika ia pergi meninggalkan dapur maka sama saja Jenaka gagaaaaaal!

Gadis itu hanya bisa pasrah ketika pria Belanda itu menyeretnya meninggalkan dapur dan memberikan pakain yang lebih layak. Tidak ada yang bisa dirinya lakukan saat ini. Ia akan menjelaskan kondisinya kepada Jati atau Pram jika ia tak sengaja bertemu dengan mereka nanti.

Tapi ia lebih bersyukur karena ternyata bekerja sebagai pelayan lebih mudah dari pada menjadi pegawai dapur. Dengan begitu Jenaka bisa leluasa bergerak kesana kemari untuk mendapatkan informasi. Jenaka ditugaskan untuk menjadi pelayan yang membawa makanan minuman dari dapur untuk disediakan ke taman tempat pesta diadakan.

Surat Untuk Jenaka (Complete)Where stories live. Discover now