3

44.9K 2.5K 63
                                    

"Apa-apaan ini!?"

Melihat Nio yang pingsan di dalam pelukan Sang Tuan Muda, membuat 0ara pelayan datang dan menawarkan bantuan.

"Maafkan Nio Tuan. Biar kami yang mengurusnya." Tuan Jon berkata dengan nada sopan.

Saat itu David juga ikut bergabung dengan para pelayan. David ingin membantu mengangkat tubuh Nio, akan tetapi Lucas dengan cepat menyingkirkan Tantan David dari atas tubuh Nio.

"Kembali ke pekerjaan kalian masing-masing. Aku yang akan mengurus jalang menyusahkan ini!" ucap Lucas seraya menggendong tubuh kecil Nio untuk masuk ke dalam mansion

David mengamati Tuannya dan Nio. "Dia pelayan, tapi mengapa Tuan Lucas mau repot-repot mengurusnya?"

"Pelayan? Apa ada pelayan yang memakai pakaian dari bahan sutra? Huh ... Dia itu calon istri Tuan Lucas yang Nyonya beli dari rumah lelang." Salah satu pelayan membocorkan fakta yang terlambat untuk David ketahui.

"Calon istri?" gumam David dengan ekspresi yang sulit di pahami.

***

Dokter sampai harus datang ke mansion besar itu dengan terburu buru, semuanya hanya karena perintah langsung dari Lucas.

Lucas duduk di depan ranjang. Sang dokter tua dengan kacamata tebal bertengger di hidung bangirnya itu masih memeriksa Nio.

'Kenapa aku harus khawatir padanya?!'

Dokter terus memeriksa David, beberapa kali dia memang harus menyentuh beberapa bagian tubuh pria manis itu.

Dan setiap kali, saa kulit Nio disentuh oleh dokter itu, ada perasaan asing yang tak mengenakan yang tiba tiba saja hinggap di hati Lucas.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Lucas tanpa basa basi saat dokter itu selesai memeriksa Nio.

"Tuan, dia memiliki kulit sensitif yang tipis. Dia tak bisa berada di bawah sinar matahari secara langsung dalam waktu yang lama. Dan juga, aku menemukan alergi pada tubuhnya."

Lucas kenaikan alisnya. "Alergi?"

Dokter tua itu mengangguk. "Benar, Tuan. Dia alergi terhadap olahan daging merah."

"Jadi dia tak bisa memakan daging merah?"

Dokter itu mengangguk dan kembali menjelaskan keadaan Nio. "Dia akan mimisan dan kesulitan bernapas saat memakan daging merah apapun itu."

Selepas kepergian sang dokter, kini hanya ada Lucas dan Nio di dalam kamar Lucas! Padahal sebelumnya Lucas mengusir Nio dari sana.

"Lemah." Lucas terang terangan menghina Nio yang masih tak sadarkan diri.

***

Sore harinya Nio akhirnya sadar. Dia sangat terkejut saat mendapati dia terbangun di atas ranjang milik Tuannya.

"Tuan Lu-cas..." Nio melirik ke sekitar.

Kosong. Dia tak melihat siapapun di sana.

Nio memiliki pemikiran, jika dia sangat dilarang oleh tuannya untuk masuk ke dalam kamar Lucas. Jadilah dia segera beranjak dari ranjang.

"Ahh..." Tentu saja pria itu langsung merasa pening, ketika kakinya yang tanpa alas kaki itu menapak di atas karpet tebal.

"Aku harus keluar sebelum Tuan melihatku di sini." Sayang sekali, sepertinya Nio tak tahu jika sedari tadi Lucas menungguinya sambil terus menatap ke arahnya. Seolah jika matanya lengah sedikit saja, maka Nio akan menghilang.

Nio ingin kembali ke paviliun para pelayan, akan tetapi saat dia keluar dari pintu utama mansion, seseorang menarik tangannya dan membawanya ke gudang di belakang mansion.

Milik Tuan Lucas (BL)Where stories live. Discover now