10

34.7K 1.9K 28
                                    

"Dia ... Ck!" Entah sudah berapa kali Lucas berdecak sambil membayangkan wajah Nio di depannya malam itu.

Malam itu Lucas sudah tak tahan. Dia benar-benar ingin melihat Nio. Padahal sejak pagi hingga sore tadi, Nio menemani Lucas yang terantai di kamar pria itu.

'Apa ini yang dinamakan rindu?'

Brak-!

"Tuan Lucas, aku membawakan vitamin malam mu." Gabriel menutup pintu kamar Lucas dan mendekati ranjang tempat Lucas masih dirantai.

'Gabriel ...'

Lucas tersenyum janggal. "Gab," panggil Lucas saat Gabriel hendak menyuapinya dengan pil obat.

"Ya, Tuan?"

"Bisakah kau menolongku?" tanya Lucas penuh harap.

"Hmm? Aku akan selalu menolong mu." Gabriel menanggapinya dengan sebuah senyum.

Padahal sebelumnya, Lucas sangat kasar kepada pria manis itu.

Gabriel duduk di lantai dekat ranjang Lucas dengan tangan bersedekap di ranjang empuk sang Tuan.

"Sejak dulu aku selalu menolong Tuan. Baik dalam hal kesalahan ataupun kebenaran." Gabriel membuka suaranya.

'Walaupun itu salah, tapi aku selalu berada di pihak Tuan.' Batin Gabriel menambahkan.

Ingatan masa lalu Gabriel kembali terbuka. Perasaan bersalah itu kembali muncul.

"Aku membantu Tuan dengan semua yang kubisa, sama seperti aku membantu Tuan untuk Micha-"

"Gabriel!" Lucas menghentikan ocehan Gabriel.

Gabriel tersentak kaget dan kemudian berusaha tersenyum untuk menghilangkan kembali ingatan lama yang pedih itu.

"Jadi Tuan ingin aku menolong Tetang apa?" tanya Gabriel pengertian.

Lucas tersenyum makin licik saat itu, tetapi kelicikan Lucas tak akan pernah terlihat di mata Gabriel. Pria itu sangat mengagumi dan mencintai Lucas.

"Kendurkan beberapa sisi rantainya." Lucas tak akan meminta Gabriel melepaskan nya. Dia hanya meminta sedikit bantuan pria itu.

"Tapi Tuan, Tuan Andro bilang-"

"Papa tak akan tahu. Mama sudah kembali kan? Mama akan bersama Papa semalaman ini."

"Tapi ..." Gabriel tentu ragu. Dia tak ingin menentang perintah Andro, tapi dia juga tak bisa menolak perintah Lucas.

"Aku akan kembali dalam satu jam, aku janji." Lucas kembali bersuara seraya menatap lekat manik Gabriel.

"Aku ingin melihat pria itu sebentar saja, aku akan kembali dengan cepat. Tak ada yang akan tahu." Lucas semakin meyakinkan Gabriel.

'Apa aku bisa menolak? Walau hatiku sakit, tapi aku tak bisa menolak Tuan Lucas.' Batin Gabriel.

Gabriel mengangguk setuju. "Hanya satu jam, Tuan."

Dan begitulah caranya Lucas bisa terbebas dari rantai yang mengikatnya, semuanya karena Gabriel. Malaikat penolong Lucas yang dia abaikan.

Lucas berjalan tergesa-gesa menuju paviliun pelayan. Namun, betapa terkejutnya dia saat mendapati Nio dan David berada di depan gudang dekat paviliun.

Di mata Lucas, Nio dan David terlihat seperti sedang memeluk dan berciuman. Darah yang ada di seluruh tubuh Lucas terasa mendidih setelah itu. Pria bersurai silver itu tak bisa menahan amarahnya. Di saat dia semakin mendekat, penggalan kata yang diucapkan oleh Nio dan David semakin menyulut amarah pria itu.

Milik Tuan Lucas (BL)Where stories live. Discover now