11

32.7K 1.7K 127
                                    

"Tuan, apa manusia bisa didefinisikan seperti sebuah barang?" Nio bertanya pelan sembari membuang wajahnya. Air matanya tumpah beberapa tetes saat berpaling.

"Tuan, manusia berbeda dengan barang. Jika caramu melihat manusia dan dunia seperti itu, maka kau salah, kau kejam."

***

"Mmpphhtt!!!"

"Ngghhh!"

"Mmmmmphtt ... Ngghhh .... Anghh ..."

'Hiks... Lepas ... Nyonya! Tuan! Lepaskan aku ... Hiks ...'

Alexandria menghembuskan asap rokoknya. Mendengar dan melihat langsung Gabriel yang saat ini sedang kesulitan tersiksa di depan sana.

"Mphhtt! Ngghhh! Arghhnngh!"

"Hah! Gabriel..." Saat itu David dan Gabriel berkontak Maya.

Kepalan tangan David makin kuat, kala dia melihat setiap guratan rasa sakit di wajah Gabriel.

"Gabriel..." Mata David membola marah, namun dia tak bisa melakukan apapun, selain memalingkan wajahnya agar tak menyaksikan Gabriel yang sedang tersiksa di sana.

Waktu cukup lama sudah berlalu. Alexandria akhirnya meminta dua orang pengawal nya yang sejak tadi memperkosa Gabriel untuk berhenti.

"Pergi." Alexandria mengusir dia pria itu.

"Gabriel," panggil Alexandria yang sudah berlutut di depan Gabriel yang menangis dengan penampilan acak-acakan.

Srek!

Alexandria menarik perekat yang sejak tadi membungkam bibir Gabriel.

"Hiks ... Hiks ... Hiks ..." Gabriel menangis sambil menatap Alexandria yang berekspresi dingin.

Tangan dengan jemari pajang milik Alexandria mengusap air mata Gabriel secara perlahan. "Shut..." bisiknya.

Gabriel menggigit bibir dalamnya agar suara tangisannya tak lagi keluar dan membuat Alexandria marah.

"Kenapa kau melonggarkan rantai anakku? Hah...?"

"Akhh, nyonya..." Napas Gabriel memburu saat Alexandria menempelkan pisau dingin itu di atas kulit lehernya.

"Kau tahu, Gab? Karenamu, sekarang anakku tahu jika Andro menyukai dia!" Alexandria menunjuk ke arah David yang tak sanggup melihat ke arah Gabriel.

"Nyo-nya kau tahu?" Gabriel bertanya dengan gagap.

Alexandria menutup wajahnya dan kemudian tertawa hambar. "Ya, aku tahu."

Saat Alexandria menurunkan tangannya dari wajahnya, dia semakin menatap nyalang ke arah Gabriel.

"Sekarang anakku memanggil ayahnya menjijikan! Dan itu karenamu! Kau!" teriak wanita itu.

"Akh! Nyonya ampun! Akkk!" Alexandria mencekik Gabriel sampai pria itu kesulitan bernapas. Dan saat kemudian pemikiran kejam muncul di dalam hati wanita itu, dia kembali meraih pisaunya dan hendak menusuk Gabriel.

"Aku akan membunuhmu sialan!" Alexandria berusaha menusuk pisau di tangannya ke leher Gabriel.

Namun David tak sanggup untuk terus tinggal diam dan pura-pura buta. Pria itu dengan cepat menghalau pisau yang akan menembus leher Gabriel.

Dengan telapak tangan kosong, David melindungi Gabriel dari Alexandria.

"Dav!" teriak Alexandria marah. Karena dia telah menusuk telapak tangan David sampai mengeluarkan banyak sekali darah yang mengenai wajah Gabriel.

"David ..." lirih Gabriel merasakan darah David di wajahnya.

David sama sekali tak terlihat kesakitan. Dia hanya berekspresi tenang dengan wajah datar menatap Alexandria.

Milik Tuan Lucas (BL)Where stories live. Discover now