026. New Student

2.1K 133 5
                                    

"Gue heran sama lo, Nay. Akhir-akhir ini lo sering banget murung. Lebih banyak diam daripada bicara. Gue itung-itung, udah hampir dua bulan. Kenapa sih, Nay?"

Kanaya menatap Seira sejenak. "Gue gakpapa kok."

"Bohong," sahut Seira. "Lo ada masalah apa? Cerita aja. Gak perlu dipendem sendiri. Lo masih punya gue."

"Gak ada, Ra," elak Kanaya lagi. Tangannya sibuk mengeluarkan buku paketnya dari dalam tas. "Gue cuma mau fokus belajar aja. Kita kan udah kelas tiga, Ra."

"Beneran?"

Kanaya mengangguk, lesu. "Iyup."

"Tuhkan. Lo gak seceria dulu lagi. Lo jadi kelihatan bukan Kanaya yang gue kenal tau gak?"

Kanaya mengangkat alis. "Gue masih Kanaya kok."

"Jawaban lo itu tuh, Nay. Gak Kanaya banget. Lo biasanya nyeleneh."

Kanaya tersenyum masam. "Kata ayah gue harus bicara yang penting-penting aja. Jangan asbun."

Seira akhirnya berdecak, pasrah. "Yaudah, deh. Bagus kalo lo udah dijalan lurus. Gue cuma belum terbiasa aja."

Keduanya pun terdiam. Tak berapa lama guru yang mengajar di jam pertama masuk. Di susul seorang siswa lelaki di belakangnya.

Ketika siswa itu berdiri tegap di depan papan tulis, Seira menganga. Begitu juga seisi penghuni kelas.

Kecuali Kanaya.

Karena gadis itu sibuk dengan alat tulis di meja.

"Anak-anak. Perkenalan, dia adalah murid baru yang akan belajar bersama kalian di kelas ini. Zean Mahesyaka."

Mata Kanaya perlahan naik. Jantungnya terasa berhenti berdegup saat melihat sosok yang berdiri di samping Bu Anna.

Zean sedikit menunduk dan tersenyum kaku pada semua siswa.

"Arghhh gantengnyaaaaa."

"Ishh ganteng banget. Banget banget."

"Manis bangett."

"Zean i love you!"

Pekikan para siswi terdengar heboh.

"Sudah-sudah," intrupsi Bu Anna. Ia pun tersenyum pada Zean. "Silahkan kamu duduk di sebelah Sean."

Zean mengangguk. Lalu mengayun langkahnya ke arah kursi kosong di samping Sean.

"Wah gila. Ternyata Sean kembar, Nay," ucap Seira heboh.

Kanaya tak berkedip sama sekali. Matanya tertuju penuh pada sosok Zean yang sudah duduk di samping Sean.

Setelah berusaha melupakan Zean, tiba-tiba lelaki itu muncul dengan seragam sekolah yang sama dengannya. Dengan rambut yang tersisir rapi nyaris persis seperti Sean.

Apa Kanaya bermimpi?

"Nay. Lo gak kerasukan kan?"

Kanaya mengerjap cepat. "Apaan sih lo."

"Eh, Mata lo berkaca-kaca. Lo nangis?"

Kanaya melotot. Dengan cepat memalingkan wajah dan mengucek kedua matanya. "Gak. Gue gak nangis. Mata gue cuma perih."

"Ohh."

......

Zean mengangkat alisnya bingung begitu seorang gadis berbadan ramping meletakan ponsel di atas mejanya.

"Nama gue Bella. Gue minta nomor whatsap lo. Boleh?"

Melihat itu, Sean menghela napas. "Zean udah punya pacar."

Silent Love (END)Место, где живут истории. Откройте их для себя